FRASA (Pengertian, Jenis, Ciri-ciri, dan Contohnya)

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh😊

Bismillahirrahmanirrahim

Sobat pernah mendengar tentang Frasa? Apa sih yang dimaksud frasa? Apa ciri-cirinya dan apa saja jenis-jenisnya? Trus contohnya bagaimana? Oke sobat, kali ini kita akan membahas tentang frasa. Di artikel ini materi tentang frasa akan kami bahas secara detail deh pokoknya. Silahkan simak penjelasan kami berikut supaya lebih paham dengan materi ini.

Sintaksis yaitu bagian atau cabang dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk-beluk wacana, kalimat, klausa, dan frasa/frase (Ramlan, 2001:18).

Sintaksis adalah bagian dari tata bahasa yang membicarakan struktur frasa/frase dan kalimat (Ramlan, 1976:57).

Penguasaan sintaksis yang membicarakan tentang wacana, kalimat, klausa, dan frasa harus mahir, karena akan menjadi bekal dalam pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam bahasa Indonesia, istilah frasa diambil dari kata phrase. Istilah frasa kadang-kadang disebut juga dengan frase.

Apa itu frasa? Menurut Wikipedia, pengertian frasa adalah kumpulan kata nonpredikatif (maksudnya kata yang tidak memiliki predikat).

Baca Artikel Terkait : Pengertian Wacana dan Contohnya

Pengertian Frasa Menurut Para Ahli

Pengertian Frasa Menurut Para Ahli

Menurut Ramlan

Apa yang dimaksud frasa? Frasa adalah satuan gramatik yang terdiri atas dua kata atau lebih yang tidak melebihi batas fungsi unsur klausa.

Menurut Chaer

Chaer memberikan batasan tentang frasa adalah satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang bersifat nonpredikatif atau gabungan kata yang mengisi salah satu fungsi sintaksis di dalam kalimat.

Menurut Verhaar

Frasa adalah kelompok kata yang merupakan bagian fungsional dari tuturan yang lebih panjang.

Dari beberapa pendapat di atas dapat kita simpulkan bahwa:

Frasa adalah satuan gramatikal yang merupakan gabungan dua kata atau lebih yang lebih kecil dari klausa, dan bagian fungsional sebagai pengisi salah satu fungsi kalimat dengan tidak melebihi batas fungsinya dan bersifat non predikatif.

Frasa terbentuk dari dua kata atau lebih yang masing-masing kata mempertahankan makna dasar katanya, sementara gabungan keduanya menunjukkan relasi tertentu.

Kedudukan kata dalam suatu frasa dapat berbentuk setara, bertingkat atau terpadu.

Ciri-ciri Frasa

Ciri-ciri Frasa

Adapun ciri-cirinya dalam Imam Baehaqie, yaitu sebagai berikut.

  1. Frasa merupakaan satuan gramatikal (satuan bentuk yang bermakna)
  2. Frasa pada umumnya terdiri atas dua kata atau lebih dari dua kata
  3. Frasa merupakan konstruksi nonpredikatif
  4. Ada kecendrungan urutan kata dalam frasa bersifat kaku
  5. Frasa dapat diperluas.
  6. Frasa merupakan satuan yang tidak melebihi batas fungsi unsur klausa, maksudnya frasa itu selalu terdapat dalam satu fungsi unsur klausa yaitu: S,P,O, atau K.

c. Jenis-jenis Frasa beserta Contohnya

Frasa dapat diklasifikasikan berdasarkan kriteria berikut: (1) distribusinya, (2) kategori, (3) kedudukannya, (4) maknanya.

1. Berdasarkan Distribusinya

Jenis-jenis Frasa beserta Contohnya


Menurut Ramlan (1981) frasa berdasarkan kesetaraan distribusi unsur-unsurnya terbagi atas dua jenis, yakni frasa endosentrik dan frasa eksosentrik.

1.1 Frase Endosentris

Apa yang dimaksud dengan frase endosentris? Frase Endosentris yaitu frasa yang distribusi unsur-unsurnya setara dalam kalimat.

Dalam frasa endosentris kedudukan frasa ini dalam fungsi tertentu dapat digantikan oleh unsurnya.

Unsur frasa dapat menggantikan frasa itu dalam fungsi tertentu disebut unsur pusat (UP).

Dengan kata lain, frasa endosentris adalah frasa yang memiliki unsur pusat.

Contoh: Sejumlah mahasiswa (S) di teras (P).

Kalimat di atas tidak bisa jika hanya “sejumlah di teras ” (salah) karena kata mahasiswa adalah unsur pusat dari subjek. Jadi, “Sejumlah mahasiswa” adalah frasa endosentris.

Frase endosentris terbagi lagi atas tiga jenis yaitu:

  1. Frase endosentris koordinatif: yakni frase yang unsur-unsurnya setara, dapat dihubungkan dengan kata dan, atau, misalnya: rumah pekarangan, kakek-nenek, suami-isteri.
  2. Frase endosentris atributif: yakni frase yang unsur-unsurnya tidak setara, sehingga tidak dapat disisipkan kata penghubung dan, atau, misalnya: buku baru, sedang belajar, belum mengajar.
  3. Frase endosentris apositif: yakni frase yang unsurnya bisa saling menggantikan dalam kalimat tapi tidak dapat dihubungkan dengan kata dan, atau, misalnya: 1) Almin, anak Pak Darto sedang membaca 2) ,anak Pak Darto sedang belajar 3) Ahmad, – sedang belajar.

1.2 Frase Eksosentris

Apa yang dimaksud dengan frasa eksosentris? Frasa Eksosentris adalah frase yang tidak mempunyai distribusi yang sama dengan semua unsurnya, misalnya:

  • di pasar,
  • ke sekolah,
  • dari kampung.

Contoh frasa eksosentris direktif:

Dua orang mahasiswa sedang membaca buku baru di perpustakaan
*dua orang mahasiswa sedang membaca buku baru di –
*dua orang mahasiswa sedang membaca buku baru – perpustakaan

Lulu ingin bekerja sebagai dokter
*Lulu ingin bekerja sebagai –
*Lulu ingin bekerja – dokter

Contoh frasa eksosentris nondirektif:

  • Sang suami sudah datang
  • Si miskin perlu diperhatikan
  • Umat Islam cinta kebersihan

Dari contoh-contoh tersebut dapat diketahui bahwa dalam bahasa Indonesia konteks verbal tertentu dapat pengecualian berkaitan dengan penggunaan preposisi oleh, yang tidak wajib hadir dalam kalimat pasif.

Hal inilah yang menyebabkan konstruksi frasa eksosentris berperangkai oleh menjadi unik.

2. Berdasarkan Kategori

Frasa Berdasarkan Kategori


Menurut Depdikbud (1988) Frase ditinjau dari segi persamaan distribusi dengan golongan atau kategori kata, terdiri atas: frase nominal, frase verbal, frase ajektival, frase pronomina, frase numeralia.

2.1 Frase Verba

Apa yang dimaksud dengan frasa verba? Pengertiannya adalah frasa yang unsur pusatnya (UP) berupa kata yang termasuk kategori verba.

Secara morfologis, UP frasa verba biasanya ditandai adanya afiks verba.

Secara sintaktis, frasa verba terdapat (dapat diberi) kata ‘sedang’ untuk verba aktif, dan kata ‘sudah’ untuk verba keadaan.

Frasa verba tidak dapat diberi kata ‘sangat’, dan biasanya menduduki fungsi predikat.

Contoh: Dia berlari.

Secara morfologis, kata berlari terdapat afiks ber-, dan secara sintatktis dapat diberi kata ‘sedang’ yang menunjukkan verba aktif.

Contoh frasa verba yang merupakan satuan bahasa yang terbentuk dari dua kata atau lebih dengan verba sebagai intinya dan tidak merupakan klausa adalah sebagai berikut.

  • Kapal Ferry itu sudah berlabuh.
  • Paman saya belum pergi.
  • Tante saya sedang mencuci.

2.2 Frasa Nomina

Apa yang dimaksud dengan frasa nomina? Frasa nomina adalah frasa yang UP-nya berupa kata yang termasuk kategori nomina. UP frasa nomina itu berupa:

  1. Nomina sebenarnya: contohnya adalah pasir ini digunakan untuk mengaspal jalan.
  2. Pronomina: contohnya adalah dia itu musuh saya.
  3. Nama: contohnya adalah Dian itu manis.
  4. Kata-kata selain nomina tetapi strukturnya berubah menjadi nomina. Contohnya adalah dia rajin = rajin itu menguntungkan, dia berlari = berlari itu menyehatkan, anaknya dua ekor = dua itu sedikit.

Kata rajin pada kalimat pertama awalnya adalah frasa ajektiva, begitupula dengan dua ekor awalnya frasa numeralia, dan kata berlari awalnya adalah frasa verba.

Contoh kalimat yang mengandung frasa nomina, misalnya:

  • Budi membeli tiga buah layang-layang.
  • Udin makan beberapa butir telur itik.
  • Madan menjual tigapuluh kodi kayu besi.

2.3 Frasa Ajektiva

Apa yang dimaksud dengan frasa ajektiva? Frasa Ajektiva adalah satuan gramatik yang terdiri atas dua kata atau lebih sedang intinya adalah ajektival (sifat) dan satuan itu tidak membentuk klausa, misalnya:

  • Ibu bapakku sangat gembira
  • Pakaian itu sangat indah
  • Mobil ferozamu baru sekali

Frasa ajektiva UP-nya berupa kata yang termasuk kategori ajektifa. UP-nya dapat diberi afiks ter – (paling), paling agak, alangkah-nya, se-nya. Frasa ajektiva biasanya menduduki fungsi predikat.

Contoh: Rumahnya besar.

Ada pertindian kelas antara verba dan ajektifa untuk beberapa kata tertentu yang mempunyai ciri verba sekaligus memilki ajektifa.

Jika hal ini terjadi, maka yang digunakan sebagai dasar pengelolaan adalah ciri dominan.

Contoh: menakutkan (memiliki afiks verba, tidak bisa diberi kata ‘sedang’ atau ‘sudah’, tetapi bisa diberi kata ‘sangat’).

2.4 Frasa pronomina

Frasa pronomina adalah dua kata atau lebih yang intina pronomina dan hanya menduduki satu fungsi dalam kalimat. Misalnya:

  • Saya sendiri akan pergi ke pasar.
  • Kami sekalian akan berkunjung ke Tator
  • Kamu semua akan pergi studi wisata di Tator

2.5 Frasa Numeralia

Frasa numeralia yaitu frasa yang UP-nya berupa kata yang termasuk kategori numeralia, yaitu kata-kata yang secara semantis menyatakan bilangan atau jumlah tetentu.

Dalam frasa numeralia terdapat (dapat diberi) kata bantu bilangan: ekor, buah, dan lain-lain.

Contoh:

  • Satu ekor
  • Dua buah
  • Tiga biji
  • Empat orang.

Contoh lain frasa numeralia yaitu dua kata atau lebih yang hanya menduduki satu fungsi dalam kalimat, tetapi satuan gramatik itu intinya pada numarelia. Misalnya:

  • Dua buah rumah sedang terbakar
  • Satu ekor ayam sedang terbang
  • Sepuluh bungkus kue akan dibeli.

2.6 Frasa Preposisi

Frasa preposisi yaitu frasa yang ditandai adanya kata depan sebagai penanda dan diikuti kata atau kelompok kata (bukan klausa) sebagai petanda.

Contoh:

Penanda (preposisi) + Petanda (kata atau kelompok kata) di teras

  • ke rumah teman
  • dari sekolah
  • untuk saya

2.7 Frasa Konjungsi

Frasa konjungsi yaitu frasa yang ditandai adanya kata sambung sebagai penanda dan diikuti klausa sebagai petanda. Karena penanda klausa adalah predikat, maka petanda dalam frasa konjungsi selalu mempunyai predkat.

Contoh:

Penanda (konjungsi) + Petanda (klausa, mempunyai P)

  • Sejak kemarin dia terus diam (P) di situ.

Ramlan menyebutkan bahwa frasa tersebut sebagai frasa keterangan, karena keterangan menggunakan kata yang termasu kdalam kategori konjungsi.

3. Berdasarkan Kedudukannya

Frasa Berdasarkan Kedudukannya

Frasa berdasarkan kedudukannya dibagi menjadi 2 (dua) yaitu frasa setara dan frasa setara bertingkat.

3.1 Frasa Setara

Apa itu frasa setara? Frasa setara adalah frasa yang mempunyai hubungan antar unsur setara.

Contoh:

  • Hitam putih
  • Keluar masuk
  • Depan belakang
  • Pulang pergi
  • Maju mundur, dsb.

3.2 Frasa Setara Bertingkat

Apa yang dimaksud frasa setara bertingkat? Pengertiannya adalah frasa yang kedudukan antar unsurnya tidak setara atau bertingkat.

Contoh:

  • Uang tunai
  • Tanah air
  • Bahasa Indonesia
  • Pedang tajam
  • Mengayuh sepeda, dsb.

4. Berdasarkan Maknanya

Pembagian frasa berdasarkan makna yang dikandungnya terbagi menjadi 3 (tiga) yaitu frasa biasa, frasa idiomatik, dan frasa ambigu.

4.1 Frasa Biasa

Frasa biasa merupakan frasa yang hasil pembentukannya berupa makna denotasi (makna sebenarnya).

Contoh:

  • Ayah membeli sapi hitam
  • Ibu membeli sayur kangkung
  • Sepupuku membeli sepatu baru
  • Kursi favorit ayah berwarna hitam
  • Mobil hitam itu buatan Eropa, dsb.

4.2 Frasa Idiomatik

Frasa idiomatik adalah kebalikan dari frasa biasa, yaitu frasa yang hasil pembentukannya berupa makna konotasi (makna bukan sebenarnya).

Contoh:

  • Saya baru kembali dari Pekanbaru. (Pekanbaru= nama tempat)
  • Akhirnya Roni menginjakkan kakinya di Negeri Tirai Bambu. (Tirai Bambu = julukan Cina)
  • Ia menjadi buah bibir di masyarakat. (buah bibir = omongan)
  • Antasari merasa dijadikan kambing hitam. (kambing hitam = orang yang disalahkan)
  • Budi memiliki kaki tangan yang dapat diandalkan. (kaki tangan = orang kepercayaan), dsb.

4.3 Frasa Ambigu

Frasa ambigu adalah frasa yang memiliki makna lebih dari satu (makna ganda) tergantung pada penggunaannya dalam kalimat.

Contoh:

  • Panjang tangan. (arti: ‘panjang dari sebuah tangan’ atau ‘suka mencuri’)
  • Keras kepala. (arti: ‘kepala yang keras’ atau ‘orang yang tidak mau mendengarkan nasehat’)
  • Haram. (arti: ‘sesuatu yang tidak halal (makanan)’ atau ‘suatu perbuatan yang dilarang agama’), dsb.

Baca juga: Pengertian Klausa, Ciri-Ciri, Jenis dan Contohnya

Oke, sekian dulu ya untuk artikel kali ini tentang FRASA (Pengertian, Jenis, Ciri-ciri, dan Contohnya). Semoga bermanfaat bagi Anda. Terima kasih atas kunjungannya, dan semoga lain kali dapat berkunjung ke website ini lagi 🙂

Referensi:

  • Frasa-Kalimat oleh Muhammad Hajir, S.Pd. / skp.unair.ac.id/…/Frasa-Kalimat_MuhammadHajir,S.Pd._12904.pdf
  • https://dosenbahasa.com/jenis-jenis-frasa
  • Sintaksis Bahasa Indonesia oleh Dra. Novi Resmini, M.Pd. / file.upi.edu/Direktori/DUAL-MODES/…I/BBM_6.pdf
  • Skripsi berjudul “PENGGUNAAN FRASA DALAM KARANGAN NARASI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 TANGERANG SELATAN” oleh Hadiyati Wulan Dani

Thank you for visiting our site. We were delighted to have you come to this site. I hope you enjoy this site and feel happy everytime. Don't forget to visit this site next time..

9 Trackbacks / Pingbacks

  1. KLAUSA (Pengertian, Jenis, Ciri, dan Contoh Klausa) - Materi Bhs Indon
  2. Kalimat Efektif (Pengertian, Syarat, Ciri-Ciri, Contohnya) - Materi Bhs Indon
  3. Kalimat Majemuk; Pengertian, Jenis, Ciri & Contoh - SevenNesia
  4. Pengertian Konjungsi, Macam, Jenis-Jenis, dan Contohnya - SevenNesia
  5. KALIMAT (Pengertian, Jenis, Unsur, Struktur Pola, dan Contohnya) - SevenNesia
  6. SLOGAN (Pengertian, Macam, Ciri, Tujuan, Contohnya) - SevenNesia
  7. Teks Laporan Hasil Observasi (Pengertian, Jenis, Tujuan, Struktur, Ciri-ciri & Contohnya) - SevenNesia
  8. Teks Anekdot (Pengertian, Jenis, Unsur, Tujuan dan Ciri-ciri Kebahasaannya) - SevenNesia
  9. Pengertian Majas; Macam macam Majas Lengkap Beserta Contohnya – SevenNesia

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*