KLAUSA (Pengertian, Jenis, Ciri, dan Contoh Klausa)

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh😊

Bismillahirrahmanirrahim

Apakah sobat tau apa itu Klausa? Apakah sobat sudah pernah mempelajari materi ini sebelumnya. Jika belom, Tidak perlu khawatir karena kali ini kita akan bahas pengertian klausa, Jenisnya, ciri-cirinya sampai dengan contohnya. Pokoknya lengkap deh sobat. Oke mari kita pelajari materi tentang klausa.

Klausa adalah satuan gramatikal, berbentuk kelompok kata yang sekurang-kurangnya terdiri dari subjek (S) dan predikat (P), dan mempunyai potensi untuk menjadi kalimat.

Klausa merupakan unsur kalimat, karena sebagian besar kalimat terdiri dari dua unsur klausa.

Unsur inti klausa adalah (S) dan (P). Menurut Ramlan (1981:62) S sering juga dibuang, misalnya dalam kalimat luas sebagai akibat dari penggabungan klausa, dan kalimat jawaban.

Dari definisi tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa klausa adalah satuan gramatik yang terdiri atas predikat, baik diikuti oleh subjek, objek, pelengkap, keterangan atau tidak dan merupakan bagian dari kalimat.

Penanda klausa adalah (P), namun yang menjadi klausa tidak hanya (P), jika mempunyai (S), maka klausa terdiri atas (S) dan (P).

Jika mempunyai (S), klausa terdiri dari (S), (P), dan (O). Jika tidak memiliki (O) dan Ket, klausa terdiri atas (P), (O), dan Ket. Demikian seterusnya begitu, penanda klausa adalah (P), tetapi yang dianggap sebagai unsur inti klausa adalah (S) dan (P).

Penanda klausa adalah (P), tetapi dalam realisasinya (P) itu bias juga tidak muncul misalnya dalam kalimat jawaban atau dalam bahasa Indonesia lisan tidak resmi.

Baca juga: Pengertian, Ciri, Jenis Frasa dan Contohnya

a. Pengertian Klausa Menurut Para Ahli

Alwi, dkk

Menurut Alwi, dkk, (2003:39), istilah klausa digunakan untuk merujuk pada deretan kaa yang paling tidak memiliki subjek dan predikat,, tetapi belum memiliki intonasi atau tanda baca tertentu.

Cook; Elson dan Pickett

Menurut Cook; Elson dan Pickett dalam (Tarigan, 2009:43) Klausa adalah kelompok kata yang hanya mengandung satu predikat.

Ramlan

Menurut Ramlan dalam (Tarigan, 2009:43) Klausa adalah suatu bentuk linguistik yang terdiri atas subjek dan predikat.

Chaer

Menurut Chaer (2009:41) Klausa merupakan satuan sintaktis yang berada di atas satuan frasa dan di bawah satuan kalimat, berupa runtutan kata-kata berkonstruksi predikatif.

Tarmini

Menurut Tarmini (2012:26) Klausa merupakan sebuah kontruksi kebahasaan yang dapat dikembangkan menjadi kalimat.

b. Ciri-ciri Klausa

Untuk membedakan klausa dengan frasa,wacana, dan kalimat, kita dapat mengetahui ciri-cirinya. Di bawah ini ciri-ciri klausa:

  • Klausa memiliki satu predikat (P).
  • Klausa merupakan bagian dari kalimat plural
  • Klausa dapat diperluas dengan menambahkan atribut-atribut fungsi khusus
  • Klausa dapat menjadi kalimat, apabila diberi intonasi final
  • Klausa tidak memiliki intonasi akhir dan juga tanda baca.

c. Jenis-jenis Klausa

Klausa dibagi beberapa jenis. Berikut ini contoh dan penjelasan tentang jenis/macam-macam klausa.

1. Jenis Klausa Berdasarkan Kategori Frasa

Berdasarkan kategori frasa yang meduduki fungsi P, klausa dapat diklasifikasikan menjadi:

1.1 Klausa Nominal

Klausa nominal adalah klausa yang predikatnya terdiri atas kata atau frasa berkategori nomina.

Contohnya:

Kakeknya orang batak

S = Kakeknya
P = orang batak

Ibunya kepala SD di Pekanbaru

S = Ibunya
P = kepala SD
Ket. = di Pekanbaru

1.2 Klausa Verbal

Klausa verbal ialah klausa yang predikatnya terdiri atas kata atau frasa berkategori verba.

Contohnya:

Dia membantu para korban banjir.
Pemuda itu menolong nenek tua.

Secara gramatikal klausa verba terbagi atas lima jenis, antara lain:

  1. Klausa verbal ajektif adalah klausa yang predikatnya dari kata golongan verba yang termasuk kategori sifat sebagai pusatnya. Contohnya: Rumahnya sangat luas.
  2. Klausa verbal intransitif adalah klausa yang predikatnya dari kata golongan kata kerja intransitif sebagai unsur intinya. Contohnya: Adikku sedang bermain-main di lapangan.
  3. Klausa verbal aktif adalah klausa yang predikatnya dari kata golongan verbal yang transitif sebagai unsur intinya. Contohnya: Ibuku sedang mencuci piring.
  4. Klausa verbal reflektif adalah klausa yang predikatnya dari kata verbal yang tergolong kata kerja reflektif. Contohnya: Mereka sedang mendinginkan diri.
  5. Klausa verbal resiprok adalah klausa yang predikatnya dari kata golongan verbal yang termasuk kata kerja resiprok. Contohnya Mereka tolong menolong di sungai.

1.3 Klausa Adjektiva

Klausa adjektiva ialah klausa yang P-nya berupa frasa ynag termasuk kategori frasa adjektiva.

Contohnya:

Nenekku masih cantik

S = Nenekku
P = masih cantik

1.4 Klausa Preposisional

Klausa Preposisional, yakni klausa yang predikatnya berkategori preposisi.

Contohnya:

Nenek ke Medan

S = Nenek
P = ke Medan

1.5 Klausa Numeralia

Klausa numeralia ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori numeralia.

Contohnya:

Anjingnya dua ekor

S = Anjingnya
P = dua ekor

1.6 Klausa Pronomia

Klausa pronomial adalah klausa yang P-nya berupa frasa ynag termasuk kategori pronomial.

Contohnya:

Hakim memutuskan bahwa dialah yang bersalah.
Sudah diputuskan bahwa ketuanya kamu dan wakilnya saya.

Baca juga: Definisi Wacana beserta Contohnya

2. Jenis Klausa berdasarkan ada tidaknya Unsur Negasi

Unsur negasi yang dimaksud adalah tidak, tak, bukan ,belum dan jangan. Jenis klausa berdasarkan ada tidaknya unsur negasi yang secara gramatik menegatifkan P menghasilkan:

2.1 Klausa Positif

Klausa positif adalah klausa yang ditandai tidak adanya unsur negasi yang menegatifkan P.

Contohnya

Abdul seorang pesepakbola terpopuler.
Mahasiswa itu mengerjakan tugas.
Mereka pergi ke sekolah.

2.2 Klausa Negatif

Klausa negatif adalah klausa yang ditandai adanya unsur negasi yang menegaskan P.

Contohnya:

Abdul bukan seorang pesepakbola terpopuler.
Mahasiswa itu belum mengerjakan tugas.
Mereka tidak pergi ke sekolah.

3. Jenis Klausa berdasarkan Potensinya

Jenis klausa berdasarkan potensinya untuk menjadi kalimat dapat dibedakan atas:

3.1 Klausa Bebas

Klausa bebas adalah klausa yang memiliki potensi untuk menjadi kalimat mayor.

Contohnya:

Anak itu badannya panas, tetapi kakinya sangat dingin.
Guru kita itu rumahnya di jalan Puyuhmas.
Semua orang mengatakan bahwa dialah yang bersalah.

3.2 Klausa Terikat

Klausa terikat adalah klausa yang tidak memiliki potensi untuk menjadi kalimat mayor, hanya berpotensi untuk menjadi kalimat minor.

Contonhya:

Semua murid boleh pulang kecuali yang dihukum.
Semua tersangka diinterograsi, kecuali dia.
Abeng tidak menerima nasihat dari siapa pun selain dari orang tuanya.

4. Jenis Klausa berdasarkan Kriteria Tatarannya

Rusmaji berpendapat klausa dapat diklasifikasikan berdasarkan kriteria tatarannya dalam kalimat. Berdasarkan tatarannya dalam kalima, klausa dapat dibedakan atas:

4.1 Klausa Atasan

Klausa atasan adalah klausa yang tidak menduduki fungsi sintaksis drai klausa yang lain.

Contohnya:

Ketika paman datang, kami sedang belajar.
Meskipun sedikit, kami tahu tentang hal itu.

4.2 Klausa Bawahan

Klausa bawahan adalah klausa yang menduduki fungsi sintaksis atau menjadi unsur dari klausa yang lain.

Contohnya:

Dia mengira bahwa hari ini hujan.
Jika tidak ada rotan, akarpun jadi.

5. Jenis Klausa berdasarkan Kelengkapan Unsur Internalnya

Berdasarkan unsur internalnya, klausa dibedakan menjadi dua yaitu, klausa lengkap dan tak lengkap.

5.1 Klausa Lengkap

Klausa lengkap adalah klausa yang memiliki unsur internal yang lengkap, yaitu S dan P. Klausa lengkap berdasarkan struktur internalnya, dibedakan lagi menjadi dua yaitu:

  1. Klausa susun biasa: klausa lengkap yang S-nya terletak di depan P.
  2. Klausa lengkap susun balik: atau klausa inversi adalah klausa lengkap yang S-nya berada di belakang P.

Contohnya:

Tulisan Hendi sangat berbobot.

Contoh klausa di atas disebut klausa lengkap susun bisasa karena S-nya yaitu tulisan Hendi berada di depan P, sangat berbobot.

5.2 Klausa Tak Lengkap

Klausa tak lengkap atau dalam istilah Verhaar (1999:279) klausa buntung merupakan klausa unsur internalnya tidak lengkap karena di dalamnya tidak terdapat unsur S dan hanya terdapat unsur P, baik disertai maupun tidak disertai unsur P, Pel, dan Ket.

Contohnya:

terpaksa berhenti bekerja di perusahaan itu.

Contoh klausa di atas bisa berubah menjadi klausa lengkap jika di sebelah kirinya ditambah S, misalnya ditambah frasa Suami saya sehingga menjadi Suami saya terpaksa berhenti bekerja di perusahaan itu.

6. Jenis Klausa Berdasarkan Ada tidaknya kata Negatif

Berdasarkan ada tidaknya kata negatif pada P, klausa dapat dibagi atas dua kategori, yaitu klausa negatif dan klausa positif.

6.1 Klausa Negatif

Klausa negatif adalah klausa yang di dalamnya terdapat kata negatif, yang menegasikan P.

Menurut Ramlan (1987:137), yang termasuk kata negatif, yang menegasikan P ialah tidak, tak ,tiada ,bukan, dan belum.

Contohnya:

Deni tidak mengurus kenaikan pangkatnya

Klausa di atas merupakan klausa negatif karena terdapat kata tidak yang menegasikan mengurus.

6.2 Klausa Positif

Klausa positif adalah klausa yang sama sekali tidak memiliki kata negatif ynag secara otomatis dapat mengaktifkan unsur predikat.

Contohnya:

Kita berhasil memenangkan pertandingan itu.

7. Jenis Klausa berdasarkan Kemandiriannya

Berdasarkan kemungkinan kemandiriannya untuk menjadi sebuah kalimat. Jenis klausa ini terbagi menjadi dua yaitu:

7.1 Klausa Mandiri

Klausa mandiri atau disebut juga klausa bebas merupakan klausa yang kehadirannya dapat berdiri sendiri. Klausa mandiri berpotensi menjadi kalimat tunggal.

Contohnya:

Merkokok dapat menyebabkan kanker.

7.2 Klausa Tergabung

Klausa tergabung atau disebut juga klausa terikat adalah klausa yang kehadirannya untuk menjadi sebuah kalimat plural tergabung dengan klausa lainnya.

Dalam kalimat plural, klausa tergabung dapat berupa klausa koordinatif, atau klausa subordinatif.

Contohnya:

  1. Merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi, dan gangguan kehamilan dan janin.
  2. Nirina sedang belajar ketika terjadi gempa itu.

JIka dilihat contoh di atas, konstruksi (1) berbeda dengan konstruksi (2). Dalam kontruksi (1) terdapat klausa-klausa tergabung secara koordinatif, sedangkan dalam konstruksi (2) terdapat klausa-klausa tergabung secara subordinatif.

Baca juga: Pengertian dan Struktur Pola Kalimat

Cukup sekian dulu ya sobat pembahasan tentang KLAUSA (Pengertian, Jenis, Ciri, dan Contoh Klausa). SevenNesia pamit dulu. Semoga semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda. Sekian dan terimakasih. Jika ada kritik maupun saran bisa ditulis di kolom kementar ya 🙂

Referensi :
https://www.edutafsi.com/2016/08/pengertian-ciri-dan-jenis-jenis-klausa.html
http://banggaberbahasa.blogspot.com/2012/11/pengertian-dan-jenis-klausa.html
file.upi.edu/Direktori/DUAL-MODES/…I/BBM_6.pdf / BBM 6 Sintaksis Bahasa Indonesia oleh Dra. Novi Resmini, M.Pd.
http://digilib.unila.ac.id/8213/12/BAB%20II.pdf

Thank you for visiting our site. We were delighted to have you come to this site. I hope you enjoy this site and feel happy everytime. Don't forget to visit this site next time..

5 Trackbacks / Pingbacks

  1. KALIMAT (Pengertian, Jenis, Unsur, Struktur Pola, dan Contohnya) - SevenNesia
  2. Pengertian Konjungsi, Macam, Jenis-Jenis, dan Contohnya - SevenNesia
  3. Kalimat Tunggal (Pengertian, Jenis, Ciri-ciri, dan Contohnya) - SevenNesia
  4. FRASA (Pengertian, Jenis, Ciri-ciri, dan Contohnya) - SevenNesia
  5. KALIMAT (Pengertian, Jenis, Unsur, Struktur Pola, dan Contohnya) – SevenNesia

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*