Teks Film/Drama (Pengertian, Struktur, Kaidah dan Contoh Naskah)

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh😊

Bismillahirrahmanirrahim

Selamat sore sobat. Apakah sobat suka membaca teks film/drama? Tentu senang, apalagi jika teks drama/film tersebut menarik bagimu. Apa yang menarik dari teks film/drama tersebut sehingga kamu harus mempelajarinya?.

Teks film/drama yang menarik tidak dapat dilepaskan dari segi struktur dan kaidahnya. Melalui dua bagian itulah teks film/drama yang dapat menjadi teks yang utuh atau menarik sehingga dapat diputarkan atau dipentaskan.

Berikut ini kamu akan diajarkan cara memahami struktur dan kaidah teks film/drama.

Pengertian Teks Film/Drama

Drama berasal dari kata Yunani, draomai yang berarti berbuat, bertindak, bereaksi, dan sebagainya. Jadi, kata “drama” dapat diartikan sebagai perbuatan atau tindakan. Secara umum, pengertian teks drama ialah karya sastra yang ditulis dalam bentuk dialog dengan maksud dipertunjukan oleh aktor dan aktris.

Pada umumnya drama mempunyai dua arti, yaitu drama dalam arti luas dan drama dalam arti sempit. Drama arti luas adalah semua bentuk tontonan yang mengandung banyak cerita yang dipertunjukkan di depan khalayak ramai. Dalam arti sempit, diproyeksikan ke atas panggung.

Film merupakan bentuk lain dari drama yang dikemas melalui media layar dengan bantuan alat yang membuat suatu proyeksi gambar. Berbeda dengan drama teater, drama dalam film biasanya dibuat menggunakan sebuah kamera perekam dengan batas pandang dari frame kamera perekamnya.

Jadi, secara garis besar, drama dan film memiliki keterkaitan sebab film adalah bentuk kemasan dari drama.

Struktur Teks Film/Drama

Struktur dalam teks film/drama adalah sebagai berikut.

  1. Pemaparan, yaitu babak yang menjelaskan situasi awal dan belum ada konflik.
  2. Komplikasi, yaitu babak munculnya konflik.
  3. Klimaks, yaitu babak puncak konflik.
  4. Peleraian, yaitu babak adanya peleraian konflik.
  5. Penyelesaian, yaitu babak akhir sebuah drama yang pada umumnya terdapat dua akhir cerita (sedih atau senang).

Kaidah Teks Film/Drama

Kaidah dalam teks film/drama adalah sebagai berikut.

  1. Prolog, yaitu awal pembicaraan yang menggambarkan karakter tokoh-tokoh dan situasi atau dapat juga disebut sebagai pengantar untuk masuk kebagian awal film/drama.
  2. Dialog, yaitu bagian dari teks film/drama yang berupa percakapan atau obrolan antara satu tokoh dan tokoh lainnya. Dialog juga merupakan bagian yang sangat dominan dalam teks film/drama. Dialog jugalah yang menjadi pembeda teks film/drama dengan jenis karya sastra lainnya.
  3. Tokoh, yaitu pemegang peranan dalam teks film/drama. Tokoh-tokoh dalam teks film/drama terdiri dari Protagonis, Antagonis, dan Figuran.
  4. Epilog, yaitu bagian dari teks film/drama. Epilog berisi simpulan dari teks film/drama, biasanya membuat pesan dan makna baik eksplisit maupun implisit dari teks film/drama yang dibuat.

Selain empat hal tersebut, teks film/drama berbeda dengan sastra lainnya. Perbedaan tersebut adalah:

  • Teks film/drama dibuat dalam bentuk babak dan adegan.
  • Teks film atau drama menggunakan pramagung. Pramagung adalah petunjuk perilaku, tindakan, atau perbuatan, yang harus dilakukan oleh tokoh. Dalam penulisan, pramagung menggunakan tanda kurung dan cetak miring.

Contoh Teks Film/Drama 1

Tema: Pendidikan Sosial
Judul: Sahabat Sejati
Pemeran:

  1. Adi
  2. Zuhdi
  3. Wisnu
  4. Erista
  5. Jenia
  6. Guru

Saat ini, nilai keadlian selalu dipertanyakan. Saat sedang diadakannya ujian semester Adi dan Wisnu duduk sebangku. Erista dan Jenia duduk dibangku di depannya, sedangkan Zuhdi duduk sendirian disamping tempat duduk wisnu.

Kala itu, mata pelajaran yang sedang diujikan dadalah pelajaran matematika. Semua murid terlihat kebingungan dan raut putus asa melihat kerumitan soal-soal, kemudian terjadinya percakapan antara mereka, yaitu Adi, Zuhdi, Wisnu, Erista, dan Jenia.

Wisnu: Jen, minta dong jawaban nomor 5 dan 6.
Jenia: A dan C.
Erista: Kalau soal nomor 10, 11, dan 15, jawabannya apa Jen?
Jenia: 10 A, 11 D, 15 belum diisi.
Adi: Hussst, jangan kencang-kencang nanti bu guru dengar.
Erista: Soalnya sulit sekali, masih banyak yang belum kukerjakan.

Mereka berempat saling menyontek, tetapi tidak dengan Zuhdi. Ia terlihat rileks dan mengerjakan soal ujian sendiri tanpa menyontek.
Wisnu: Zud, kamu sudah selesai?
Zuhdi: Belum, tinggal 3 soal lagi.
Wisnu: Minta dong jawaban nomor 15 sampai 20.
Zuhdi: Tidak bisa, Wis.
Wisnu: Kenapa? Kita kan sahabat Zud, harusnya kerjasama.
Jenia: Iya, Zud, kita harus kerjasama.
Adi: Iya, kau kan yang paling pintar di sini, Zud.
Erista: Kenapa memangnya, Zud? Cuma lima soal.
Zuhdi: Menyontek ataupun memberi contekan adalah hal buruk, yang dosanya sama. Saya tidak mau menyontek karena dosa, begitu pula memberi contekan ke kalian. Saya minta maaf.
Erista: Tapi saat ini sangat mendesak.
Jenia: Iya, Zud, bantuin kami.
Zuhdi: Tetap tidak bisa.
Adi: Ya sudah, biarkan. Urus dirimu sendiri Zud, dan kami urus diri kami sendiri (marah dan kesal).
Wisnu: Biarkan, kita lihat dibuku saja.

Wisnu lalu mengeluarkan buku dari kolong bangkunya secara diam-diam, kemudian ia melihat rumus dan jawaban didalamnya. Lalu, Erista menanyakan hasilnya.
Erista: Bagaimana, Wis? Ada tidak?
Wisnu: Ada, kalian dengar ya. 15 A, 16 D, 17 D, 18 B, 19 A, 20 C.

Karena suara Wisnu yang agak keras, guru pun mendengarnya dan menghampiri mereka berempat.
Guru: Kalian ini, menyontek terus. Kalian ibu hukum.

Mereka berempat pun dihukum di lapangan.
Wisnu: Saya tidak menyangka akan begini.
Jenia: Saya juga tidak menyangka akan dihukum.
Erista: Seharusnya kita belajar, ya.
Adi: Iya, Zuhdi benar.
Wisnu: Di saat seperti ini barulah kita menyadarinya, yah.
Erista: Saya menyesal.
Adi, Jenia, dan Wisnu: Saya juga.

Setelah itu, Zuhdi ke luar dari kelas dan menghampiri mereka, kemudian Zuhdi ikut berdiri hormat seperti yang lain.
Jenia: Kenapa, Zud? Kamu dihukum juga?
Zuhdi: Tidak, saya ingin menjalankan hukuman kalian juga. Kita sahabat, kan? Saya ingin kita bersama.
Erista: Saya berharap ini menjadi pelajaran kita semua.
Jenia: Tidak kita ulangi lagi.
Adi: Kita sahabat sejati.

Contoh Teks Drama 2

Contoh Teks Drama Tradisional

Judul: Malin Kundang
Pemain: Malin Kundang, Mande (Ibu Malin Kundang), dan Puteri.

Prolog

Malin Kundang adalah seorang anak yang telah lama merantau meninggalkan tanah kelahirannya. Ia mengembara mengadu nasib demi mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Ia meninggalkan Mande, ibu kandungnya seorang diri di tanah kelahirannya. Singkat cerita, akhirnya Malin Kundang berhasil menikah dengan seorang putri saudagar kaya raya. Ia pun kembali ke tanah kelahirannya bersama sang putri.

Dialog

Malin : Istriku, inilah tanah kelahiranku dulu (sambil menunjuk ke arah daratan dari atas perahu yang bersandar).
Putri : Sungguh indah sekali tanah kelahiran kau ini Kanda.
Mande : (berlari tertatih-tatih setelah mendengar kabar bahwa anaknya sudah sukses dan pulang) Malin! Kau kah itu nak? (berteriak-teriak kegirangan).
Putri : Siapakah wanita tua itu Kanda?
Malin : (menyembunyikan wajah terkejut ketika melihat ibunya berlari ke arah perahu) Kanda tak tahu Dinda. Mungkin itu hanya pengemis yang ingin meminta sedikit sumbangan dari kita saja. Sudah jangan pedulikan lagi dia.
Mande : Malin, ini ibumu nak. Sudah lupakah kau pada ibu yang telah mengandung dan membesarkan kau ini Malin?
Malin : Wahai wanita tua! Jangan sekali-kali kau berani mengaku sebagai ibuku. Enyahlah kau! Ibuku bukan wanita tua renta sepertimu, dan ibuku sudah lama meninggal. Pergi kau dari sini! Jangan sampai kau mengotori kapalku ini! (berteriak emosi sambil menunjuk ke ibunya).
Mande : (mendengar kata-kata anaknya, ia menangis menahan kesedihan) Ya Tuhan, kenapa pula anakku berubah menjadi seperti ini? Apa salahku ini Tuhan? Jika memang ia bukan anakku, maka maafkanlah ia yang telah menghinaku ini. Namun jika ia benar anakku si Malin Kundang, maka hukumlah dia yang telah durhaka itu (sambil menengadahkan tangan memohon kepada Tuhan).

Tiba-tiba terdengar suara gemuruh, petir datang menggelegar. Badai besar tiba-tiba datang dan kapal Malin Kundang terbalik. Seketika kilat menyambar tubuh Malin dan istrinya. Anehnya, mereka berdua kemudian berubah menjadi batu. Itulah kekuatan doa seorang ibu. Jangan sampai kita menjadi anak yang durhaka kepada kedua orang tua.

Baca juga: TEKS DRAMA: Pengertian, Struktur, Jenis, Unsur, Ciri

Oke, sekian dulu ya untuk artikel kali ini tentang Teks Film/Drama (Pengertian, Struktur, Kaidah dan Contoh Naskah). Semoga bermanfaat bagi Anda. Terima kasih atas kunjungannya, dan semoga lain kali dapat berkunjung ke website ini lagi 🙂

Referensi :
https://www.materibindo.com/2019/05/teks-film-drama-pengertian-struktur-kaidah-contoh.html

Thank you for visiting our site. We were delighted to have you come to this site. I hope you enjoy this site and feel happy everytime. Don't forget to visit this site next time..

1 Trackback / Pingback

  1. DRAMA (Pengertian, Struktur, Unsur, Ciri, dan Jenisnya) - Materi Bhs Indon

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*