Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh😊
Bismillahirrahmanirrahim
Kemarin sudah kita bahas mengenai materi Teks Film/Drama (Pengertian, Struktur, Kaidah dan Contoh Naskah). Kali ini akan kita bahas materi seputar tata bahasa indonesia yaitu pengertian Kalimat. Apa yang dimaksud kalimat? Pengertian kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan pikiran yang utuh (Alwi, 2003:311).
Struktur atau bangun kalimat diisi oleh unsur-unsur yang sifatnya relatif tetap. Unsur-unsur tersebut ada yang disebut subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan. Kelima unsur tersebut memilki fungsi yang berbeda-beda dalam kalimat (Kosasih, 2003:53).
Kalimat dasar memiliki satu struktur dengan pola SP, SPK, SPO, SPPel, SPOPel, dan SPOK (Alwi, 2001:17).
Adapun jenis-jenis kalimat terbagi menjadi 5 (lima) yaitu menurut fungsinya, menurut klausanya, menurut kelengkapan unsurnya, menurut susunan subjek dan predikatnya, dan menurut susunan aktor-aksi.
Untuk lebih jelasnya, Sevennesia akan membahas pengertian kalimat, unsur-unsur kalimat, struktur pola kalimat dasar dan jenis-jenis kalimat beserta contohnya.
Artikel terkait : Pengertian Klausa, Ciri-Ciri, dan Contoh Klausa
a. Pengertian Kalimat Menurut Para Ahli
Chaer
Dalam bukunya Chaer (2008:5) menyatakan bahwa kalimat adalah satuan sintaksis yang dibangun oleh konstituen dasar (biasanya berupa klausa), dilengkapi dengan konjungsi (bila diperlukan), disertai dengan intonasi final (deklaratif, interogatif, imperatif, atau interjektif).
Alwi, dkk
Menurut Alwi dkk, (2003:311), kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang mengungkapkan pikiran yang utuh.
Putrayasa
Menurut Putrayasa (2008:20), kalimat adalah satuan gramatikal yang dibatasi oleh adanya jeda panjang yang disertai nada akhir naik atau turun.
Kridalaksana
Menurut Kridalaksana (2008:103), kalimat adalah satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final dan secara aktual maupun potensial terdiri atas klausa.
b. Unsur-Unsur Kalimat
Unsur kalimat adalah fungsi sintaksis yang biasa disebut juga jabatan kata atau peran kata, yaitu subjek (S), predikat (P), objek (O), pelengkap (Pel), dan keterangan (Ket).
Berikut akan dijelaskan mengenai unsur-unsur kalimat menurut Alwi (2003:326), Widjono (2011:148), dan Mulyono (2012:47).
1. Subjek (S)
Subjek adalah unsur yang berfungsi sebagai pokok pembicaraan suatu kalimat (Kosasih, 2003:53).
Pada umumnya, subjek berupa nomina, frase nomina, atau sesuatu yang dianggap nomina (Putrayasa, 2007:64).
1.1 Ciri-Ciri Subjek
Ciri-ciri subjek menurut Widjono (2011:148) dan Mulyono (2012:47) yaitu sebagai berikut.
1.1.1 Jawaban atas pertanyaan apa atau siapa
Kata tanya siapa biasanya digunakan untuk penentuan subjek kalimat yang berupa manusia, sedangkan kata tanya apa digunakan untuk subjek yang bukan berupa manusia, misalnya pada kalimat berikut.
Contoh:
a. Pemimpin itu jujur sekali
Kalimat di atas merupakan jawaban atas pertanyaan siapa, “Siapa yang jujur sekali?” Jawabannya adalah pemimpin itu.
b. Menulis pantun itu mudah
Kalimat di atas merupakan jawaban atas pertanyaan apa, “Apa yang mudah?” Jawabannya adalah menulis pantun.
1.1.2 Berupa kata atau frase benda (nomina)
a. Subjek berupa kata, contohnya:
- Kami akan wisuda bulan Desember tahun ini.
- Saya belajar Semantik dibangku kuliah.
b. Subjek berupa frase, contohya:
- Ayah dan ibu pergi ke Pekanbaru kemarin.
- Gadis cantik yang berbaju merah itu menyanyikan lagu Melayu.
1.1.3 Disertai kata tunjuk ini atau itu
Kata ini atau itu merupakan penanda subjek yang biasanya masih bersifat umum.
Contoh:
- Kucing ini lucu sekali.
- Motor itu menabrak pembatas jalan.
1.1.4 Disertai pewatas yang
Kata yang menjadi subjek suatu kalimat dapat diberi keterangan lebih lanjut dengan menggunakan kata penghubung yang. Keterangan ini dinamakan keterangan pewatas.
Contoh:
- Gadis yang memakai baju merah cantik sekali.
- Pemimpin yang jujur disenangi masyarakat.
1.1.5 Tidak didahului preposisi
Subjek tidak didahului preposisi seperti untuk, dari, dalam, di, ke, pada, sebagai, mengenai, bagi, dan sebagainya. Apabila kalimat diawali kata-kata tersebut maka kalimat yang dihasilkan tidak bersubjek.
Contoh:
- Dalam rapat itu terjadi perdebatan sengit antaranggota.
- Menurut kami, merekalah penyebab terjadinya kerusuhan itu.
1.1.6 Tidak dapat diingkarkan dengan kata tidak, tetapi dengan kata bukan
Contoh:
- Bukan Ani yang menanam bunga itu. (benar)
- Tidak Ani yang menanam bunga itu. (salah)
1.1.7 Bagian kalimat yang diterangkan oleh predikat
Contoh:
a. Perempuan itu cantik sekali
Kalimat di atas predikat cantik sekali menerangkan subjek perempuan itu.
b. Anggun menanam bunga di taman
Kalimat di atas predikat menanam menerangkan apa yang dilakukan Anggun di taman.
1.1.8 Diikuti salah satu kata kerja gabung ialah, adalah, merupakan, atau menjadi
Contoh:
- Pantun ialah betuk pusi yang berpola akhir a-b-a-b.
- Beliau menjadi presiden sejak tahun 2004.
1.1.9 Berpartikel -nya
Contoh:
- Membacanya cukup cepat.
- Dinginya menusuk tulang.
2. Predikat (P)
Predikat adalah unsur kalimat yang berfungsi untuk menjelaskan subjek. Ketidakhadiran subjek, dapat menyebabkan tidak jelasnya makna suatu kalimat (Kosasih, 2003:54).
2.1 Ciri-Ciri Predikat
Ciri-ciri predikat menurut Widjono (2011:149) yaitu sebagai berikut.
2.1.1 Jawaban atas pertanyaan mengapa (melakukan apa), bagaimana, berapa, dan apa sang subjek itu.
Bagian kalimat yang memberikan informasi atas pertanyaan mengapa dan bagaimana adalah predikat kalimat.
Contoh:
- Burung itu berkicau indah sekali. (“Apa yang dilakukan burung itu? Jawabannya berkicau indah sekali”)
- Peserta rapatnya 10 orang. (“Berapa jumlah peserta rapat? Jawabannya 10 orang”)
2.1.2 Dapat diingkarkan dengan tidak atau bukan
Predikat dalam kalimat bahasa Indonesia mempunyai bentuk pengingkaran yang diwujudkan oleh kata tidak atau bukan.
Contoh:
- Meri bukan pramugari.
- Aisyah tidak menanam bunga.
2.1.3 Dapat disertai kata-kata aspek
Predikat kalimat yang berupa verba atau adjektiva dapat disertai kata-kata aspek seperti, telah, sudah, belum, akan, dan sedang.
Contoh:
- Kami akan berangkat ke Pekanbaru bulan depan.
- Bibi sudah pulang dari Bali.
2.1.4 Dapat didahului keterangan modalitas
Kalimat yang subjeknya berupa nomina bernyawa dapat disertai modalitas, kata-kata yang menyatakan sikap pembicara (subjek) seperti, sebaiknya, seharusnya, seyogyanya, selayaknya, ingin, hendak, dan lain-lain.
Contoh:
- Saya sebaiknya pulang lebih awal.
- Kamu seharusnya tidak bermalas-malasan.
2.1.5 Tidak didahului kata yang
Tidak didahului kata yang, jika didahului yang predikat berubah fungsi menjadi perluasan subjek.
Contoh:
- Wanita yang memakai jilbab biru itu cantik sekali.
- Laki-laki yang berjalan di atas trotoar itu manis sekali.
Frase yang bergaris bawah merupakan perluasan subjek, bukan predikat, frase yang dicetak miring merupakan predikat berupa kata sifat.
2.1.6 Didahului kata adalah, ialah, yaitu, yakni
Predikat ini adalah predikat yang terdapat dalam kalimat yang lazim disebut kalimat nominal.
Contoh:
- Saya adalah siswa SMKN 2 Pekanbaru.
- Peserta seminar yakni kalangan dosen.
2.1.7 Predikat dapat berupa kata benda, kerja, sifat, atau bilangan
Contoh:
- Saya mahasiswa. (predikat kata benda)
- Kami menanam seribu pohon di hutan. (predikat kata kerja)
3. Objek (O)
Objek adalah konstituen kalimat yang kehadirannya dituntun oleh predikat yang berupa verba transitif pada kalimat aktif. Objek selalu diletakkan setelah predikat (Putrayasa, 2007:65).
3.1 Ciri-Ciri Objek
Ciri-ciri objek menurut Widjono (2011:150) yaitu sebagai berikut.
3.1.1 Berupa kata benda
Contoh:
- Nola menulis puisi.
- Ani ke kampus mengendarai motor.
3.1.2 Tidak didahului kata depan
Contoh:
- Ibu membeli di pasar buah mangga itu.
Kata di pasar yang berada tepat di belakang predikat transitif bukan merupakan objek, melainkan keterangan, objeknya yaitu buah mangga itu)
3.1.3 Mengikuti secara langsung di belakang predikat transitif
Contoh:
- Sandi mengumpulkan perangko sejak sekolah dasar.
3.1.4 Jawaban apa atau siapa yang terletak di belakang predikat transitif
Contoh:
- Ayah membeli mobil-mobilan di pasar.
Apa yang dibeli ayah di pasar? Jawabannya mobil-mobilan.
3.1.5 Dapat menduduki fungsi subjek apabila kalimat dipasifkan
Contoh:
a. Pembantu membersihkan rumah saya. (aktif)
Kalimat di atas objeknya rumah saya.
b. Rumah saya dibersihkan oleh pembantu. (pasif)
Kalimat di atas rumah saya menduduki fungsi subjek, sedangkan objeknya adalah oleh pembantu.
4. Pelengkap (Pel)
Pelengkap adalah unsur kalimat yang berfungsi melengkapi informasi mengkhususkan objek, dan melengkapi struktur kalimat (Widjono, 2011:150).
4.1 Ciri-Ciri Pelengkap
Ciri-ciri pelengkap menurut Widjono (2011:150) yaitu sebagai berikut.
4.1.1 Bukan unsur utama
Bukan unsur utama, tetapi tanpa pelengkap kalimat itu tidak jelas dan tidak lengkap informasinya.
Contoh:
a.Tabitha belajar
Kalimat di atas subjek dan predikat, namun kalimat tersebut tidak memberikan informasi yang jelas mengenai hal yang dipelajari Tabitha.
b. Tabitha belajar bahasa Indonesia
Kalimat di atas terdiri atas subjek-predikat-pelengkap sehingga memberikan informasi yang lebih jelas tentang yang dipelajari Tabitha, yaitu bahasa Indonesia.
4.1.2 Terletak di belakang predikat yang bukan kata kerja transitif
Contoh:
- Negara ini berlandaskan hukum.
- Mereka bermain bola di lapangan.
5. Keterangan (Ket)
Keterangan kalimat berfungsi menjelaskan atau melengkapi informasi pesan-pesan kalimat. Tanpa keterangan informasi menjadi tidak jelas. Hal ini dapat dirasakan kehadirannya terutama dalam surat undangan, laporan penelitian, dan informasi yang terkait dengan tempat, waktu, sebab, dan lain-lain (Widjono, 2011:150).
Ciri-Ciri Keterangan
Ciri-ciri keterangan menurut Widjono (2011:151) yaitu sebagai berikut.
5.1.1 Bukan unsur utama kalimat
Bukan unsur utama kalimat, tetapi kalimat tanpa keterangan, pesan menjadi tidak jelas, dan tidak lengkap, misalnya surat undangan, tanpa keterangan tidak komunikatif.
Contoh:
a. Kakek datang bersama nenek. (tanpa keterangan)
Kalimat di atas tidak memberikan informasi dengan jalas tanpa memberikan keterangan.
b. Kakek datang dari Yogyakarta bersama nenek. (ada keterangan asal)
Kalimat di atas menjadi jelas dengan adanya keterangan asal.
5.1.2 Tempat tidak terikat posisi
Tempat tidak terikat posisi, pada awal, tengah, atau akhir kalimat.
Contoh:
- Kemarin saya mengerjakan skripsi di kampus.
- Saya kemarin mengerjakan skripsi di kampus.
- Saya mengerjakan skripsi di kampus kemarin.
5.1.3 Dapat berupa keterangan
Dapat berupa keterangan waktu, tujuan, tempat, sebab, akibat, syarat, cara, posesif (posesif ditandai kata meskipun, walaupun, atau biarpun).
Contoh:
- Dono membeli toyota avanza kemarin. (keterangan waktu)
- Dona tampil cantik untuk acara AMI awards. (keterangan tujuan).
5.1.4 Dapat berupa keterangan tambahan
Dapat berupa keterangan tambahan dapat berupa aposisi, misalnya keterangan tambahan subjek, tidak dapat menggantikan subjek, sedangkan aposisi dapat menggantikan subjek.
Contoh:
a. Megawati, yang menjabat Presiden RI 2001-2004, adalah putra Bung Karno. (keterangan tambahan)
Kata “yang menjabat” memberi keterangan status subjek pada kalimat tersebut.
b. Megawati, Presiden RI 2001-2004, adalah putra Bung Karno. (aposisi)
Kata Megawati dan Presiden RI 2001-2004 dapt saling menggantikan sebagai subjek, misalnya Megawati adalah putra Bung Karno atau Presiden RI 2001-2004 adalah putra Bung Karno.
c. Struktur Pola Kalimat Dasar
Kalimat dasar memiliki satu struktur dengan pola SP, SPK, SPO, SPPel, SPOPel, dan SPOk (Alwi,2001:17). Berikut ini penjelasannya.
1. Pola SP
Kalimat tunggal yang predikatnya tidak menuntut objek, pelengkap, serta keterangan mempunyai pola SP.
Contoh:
Pohon ini sangat tinggi.
S = Pohon ini
P = sangat tinggi
2. Pola SPO
Pola SPO adalah kalimat dasar yang mempunyai unsur subjek, predikat,dan objek. Predikat kalimat berpola SPO ini menuntut kehadiran objek.
Contoh:
Semua siswa memasuki ruangan
S = Semua siswa
P = memasuki
O = ruangan
3. Pola SPK
Kalimat berpola SPK predikatnya menuntut adanya keterangan. Keterangan ini bersifat wajib hadir.
Contoh:
Kasur itu terbuat dari busa yang empuk
S = Kasur itu
P = terbuat
K = dari busa yang empuk
4. Pola SPPel
Kalimat berpola SPPel predikatnya tidak memerlukan objek. Tetapi, yang diperlukan ialah pelengkap.
Contoh:
Adik bermain bola
S = Adik
P = bermain
Pel = bola
5. Pola SPOPel
Kalimat berpola SPOPel predikatnya menuntut kehadiran objek dan pelengkap sekaligus.
Contoh:
Dia membawakan saya oleh-oleh
S = Dia
P = membawakan
O = saya
Pel = oleh-oleh
6. Pola SPOK
Pola SPOK predikatnya selain memerlukan subjek, juga menuntut kehadiran objek dan keterangan.
Contoh:
Dia mengirimkan surat kabar ke Kantor Pusat
S = Dia
P = mengirimkan
O = surat kabar
K = ke Kantor Pusat
d. Jenis-Jenis Kalimat
Jenis-jenis kalimat terbagi menjadi 5 (lima) yaitu menurut fungsinya, menurut klausanya, menurut kelengkapan unsurnya, menurut susunan subjek dan predikatnya, dan menurut susunan aktor-aksi.
1. Jenis Kalimat Menurut Fungsinya
Kalimat dalam bahasa Indonesia, berdasarkan fungsinya dapat dibedakan menjadi kalimat pernyataan, kalimat perintah, dan kalimat seruan.
1.1 Kalimat Pernyataan (Deklaratif)
Kalimat deklaratif berisi pernyataan sesuatu dengan lengkap untuk menyampaikan informasi kepada lawan komunikasinya.
Contoh:
- Malaysia menggunakan bahasa Melayu dengan sistem bahasa yang berbeda.
- Menteri tenaga kerja mengadakan kunjungan ke beberapa pabrik baja di Surabaya.
1.2 Kalimat Pertanyaan (Interogatif)
Kalimat pertanyaan digunakan untuk memperoleh informasi atau reaksi dari lawan komunikasi. Kalimat pertanyaan biasanya dipertegas dengan penyertaan tanda baca (tanda tanya).
Contoh:
- Positif = Kapan Saudara lulus sarjana?
- Negatif = Mengapa mobil ini dirancang tidak menggunakan pengaman yang lengkap?
1.3 Kalimat Perintah dan Permintaan (Imperatif)
Kalimat ini digunakan jika pemakainya menyuruh atau melarang untuk berbuat sesuatu. Kalimat perintah dan permintaan ini secara umum dipertegas dengan menyertakan tanda baca (tanda seru).
Contoh:
- Positif = Tolong selesaikan tugas memuat makalah itu lebih dahulu!
- Negatif = Sebaiknya kita tidak melakukan provokasi yang dapat menyesatkan orang lain!
1.4 Kalimat Seruan
Kalimat seruan digunakan untuk menyampaikan atau mengungkapkan perasaan yang kuat dan mendadak.
Contoh:
- Positif = Hebat, ternyata dia bisa.
- Negatif = Aduh, ternyata dia tidak menepati janji.
2. Jenis Kalimat Menurut Klausanya
Menurut jumlah klausa pembentuknya, kalimat dapat dibentuk atas dua macam, yaitu kalimat tunggal dan kalimat majemuk.
2.1 Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat ynag mempunyai satu klausa bebas. Berdasarkan jenis kata/frasa pengisi P-nya, kalimat tunggal dapat dipilah menjadi empat macam yang diberi nama atau label tambahan sesuai jenis kata atau frasanya, yaitu nomina, adjektiva, verbal, dan numeral.
Contoh:
- Kami siswa SMKN2 Pekanbaru (kalimat nominal)
- Jawaban anak pintar itu sangat tepat (kalimat adjektiva)
- Sapi-sapi sedang merumput (kalimat verbal)
- Mobil orang kaya itu ada delapan (kalimat numeral)
Baca juga: Pengertian Kalimat Tunggal dan Ciri-Cirinya beserta Contoh
2.2 Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang merupakan gabungan dari dua atau lebih kalimat tunggal.
Kalimat majemuk dibagi menjadi dua bagian yaitu:
- Kalimat majemuk setara/koordinatif. Yaitu gabungan dua pokok pikiran atau lebih yang kedudukannya setara. Contoh: Anto gemar menulis sedangkan Anita gemar menari.
- Kalimat majemuk bertingkat/kompleks. Yaitu kalimat tunggal yang sala satu jabatannya diperluas membentuk kalimat baru. Contoh: Aku memahaminya sebagaimana ia memahamiku.
Baca juga: Pengertian, Macam-Macam Klausa dan Contohnya
3. Jenis Kalimat Menurut Kelengkapan Unsurnya
Dipandang dari segi kelengkapan unsurnya, kalimat dibedakan menjadi dua, yaitu kalimat sempurna dan kalimat tak lengkap.
3.1 Kalimat Sempurna (Mayor)
Kalimat sempurna adalah kalimat yang dasarnya terdiri dari sebuah klausa bebas.
Contoh:
- Ayah membaca koran. (K.S. dilihat dari kalimat tunggal)
- Kalau saya mempunyai uang, saya akan membeli rumah itu. (K.S. dilihat dari kalimat majemuk bertingkat)
3.2 Kalimat Tak Sempurna (Minor)
Kalimat minor adalah kalimat yang subjek dan predikatnya tidak lengkap atau dengan kata lain subjek dan predikatnya tidak ada sama sekali.
Contoh:
- “Ayah di Sumatera Utara.”
- “Maksudmu?”
4. Jenis Kalimat Menurut Susunan Subjek dan Predikatnya
Jenis kalimat menurut susunan subjek dan predikatnya dapat dibagi menjadi dua, yaitu kalimat versi dan kalimat inversi.
4.1 Kalimat Versi
Kalimat versi adalah kalimat yang berpola S-P. Kalimat ini bisa dikatakan sama dengan kalimat tunggal yang mempunyai satu klausa.
Contoh:
- Dokter menangani pasien itu dengan baik.
- Mereka bersalaman.
4.2 Kalimat Inversi
Kalimat inversi adalah kalimat yang P-nya mendahului S sehingga membentuk pola P-S.
Contoh:
- Matikan televisi itu.
- Tidak terkabul permintaannya.
5. Jenis Kalimat Menurut Sifat Hubungan Aktor-Aksi
Dipandang dari segi hubungan aktor-aksi, maka kalimat ini terbagi mejadi empat, yaitu kalimat aktif, kalimat pasif, kalimat medial, dan kalimat resiprokal.
5.1 Kalimat Aktif
Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya sebagai pelaku atau aktor (Cook, 1971:49). Kalimat aktif umumnya berawalan me- dan ber- pada P-nya.
Contoh:
- Anto mengambil buah ceri.
- Kakak bermain bola.
Baca juga: Pengertian Frasa dan Macam-macam Frasa
5.2 Kalimat Pasif
Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya berperan sebagai penderita atau dikenai pekerjaan/tindakan. Umumnya berawalan di-, ter-, ke-an.
Contoh:
- Piring dicuci Anti.
- Adik terjatuh di kamar mandi.
- Suaranya kedengaran ke sana.
5.3 Kalimat Medial
Kalimat medial adalah kalimat yang subjeknya berperan baik sebagai pelaku dan atau sebagai penderita (objek).
Contoh:
- Dia menghibur dirinya.
- Mereka menyusahkan diri sendiri.
5.4 Kalimat Resiprokal
Kalimat resiprokal adalah kalimat yang subjek dan objeknya melakukan sesuatu perbuatan yang berbalas-balasan.
Contoh:
- Saya sering tukar-menukar buku dengan si Budi.
- Para pembeli ramai tawar-menawar dengan para pedagang.
Baca juga: Pengertian Kalimat Majemuk dan Contoh Setara Bertingkat Campuran
Demikianlah penjelasan kami tentang materi KALIMAT: Pengertian, Jenis, Struktur Pola, Unsur dan Contohnya. Semoga bermanfaat bagi anda. Apabila ada pertanyaaan atau komentar silahkan tulis di kolom komentar. Sekian dan terima kasih atas kunjungannya.
Referensi :
JENIS – JENIS DAN POLA KALIMAT BAHASA INDONESIA Oleh: I Gusti Ngurah Ketut Putrayasa
digilib.unila.ac.id/1012/8/BAB%20II.pdf
digilib.unila.ac.id/14718/13/14.%20BAB%20II.pdf
Leave a Reply