Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh😊
Bismillahirrahmanirrahim
Pernahkah anda sobat membaca sebuah koran? Biasanya di halaman pertama ada yang namanya teks editorial/teks opini. Teks editorial ini berisi tentang opini dari pihak koran tersebut. Teks editorial merupakan kata pengantar dari redaksi. Yang menulis editorial tidak harus seorang editor, meskipun namanya “editorial”.
Jika masih belom paham, coba sesekali beli koran, entah koran Suara Merdeka, Kompas, Sindo, atau lainnya. Kemudian Kemudian sobat cari tulisan di halaman awal yang berjudul editorial. Nah, itulah yang disebut dengan teks editoril/teks opini. Tema dari teks editorial di koran bisa apa saja, biasanya tentang isu yang sedang ramai dibicarakan. Sampai disini, paham kan sobat? Jika masih belom paham, silahkan lanjutkan membaca postingan ini, Oke.
Contents
- Pengertian Teks Editorial/Opini
- Struktur Teks Editorial
- Ciri-Ciri Teks Editorial
- Kaidah Kebahasaan Teks Editorial
- Contoh Teks Editorial/Opini
- Jenis-Jenis Teks Editorial
- Fungsi Teks Editorial
- Langkah-Langkah Menulis Teks Editorial
Pengertian Teks Editorial/Opini
Teks editorial/opini adalah teks yang berisi pendapat pribadi seseorang terhadap suatu isu atau masalah aktual. Isu yang diangkat bisa jadi meliputi masalah politik, masalah ekonomi, ataupun masalah sosial yang mempunyai hubungan erat dengan politik.
Contoh isu yang bisa diangkat adalah tentang masalah kebijakan kenaikan BBM, Rupiah anjlok, ataupun inflasi keuangan.
Teks editorial ini bisa kita temukan biasanya muncul dalam koran atau majalah. Meskipun hanya berupa pendapat atau opini, tapi untuk menulisnya tidak boleh sembarangan.
Pendapat yang dituliskan harus dilengkapi dengan fakta, bukti-bukti, serta alasan yang logis. Dengan begitu, isi teks dapat diterima dengan baik oleh pembaca.
Teks editorial merupakan informasi yang dikupas oleh editor dalam rubrik yang biasanya disebut editorial atau tajuk recana.
Dalam tajuk rencana, biasanya diungkapkan fakta peristiwa atau masalah aktual, penegasan pentingnya masalah, opini redaksi tentang masalah yang diangkat, kritik, penilaian, serta saran atas masalah, dan harapan redaksi terhadap peran pembaca.
KBBI (2003:284) memuat editorial untuk menyebut artikel dalam surat kabar atau majalah (pada praktiknya bisa berupa apa saja) yang mengungkapkan pendirian editor atau pimpinan surat kabar (majalah atau koran) tersebut mengenai beberapa pokok masalah.
Sementara itu, tentang tajuk rencana hanya disebut sebagai karangan pokok dalam surat kabar (KBBI 2003:1123).
Berdasarkan isi dan tujuannya, teks editorial tergolong jenis teks argumentatif seperti halnya teks eksposisi dan teks ulasan.
Struktur Teks Editorial/Opini
Tahukah kalian jika struktur teks editorial sama dengan struktur teks eksposisi, yaitu meliputi: pernyataan pendapat (tesis), argumentasi, dan penegasan ulang pendapat (reiteration). Penjelasan singkatnya sebagai berikut:
1. Pernyataan Pendapat (Tesis)
Bagian ini berisi tentang sudut pandang penulis terhadap permasalahan yang diangkat. Istilah ini mengacu pada pernyataan atau sebuah teori yang nantinya akan diperkuat oleh argumen.
2. Argumentasi
Bagian ini merupakan bentuk alasan atau bukti yang digunakan untuk memperkuat pernyataan tesis. Teks editorial membahas masalah yang sedang diperbincangkan umum di masyarakat. Argumentasi dapat berupa pernyataan umum (generalisasi), berupa data hasil penilitan, pernyataan para ahli atau fakta-fakta yang dapat dipercaya.
3. Penegasan Ulang Pendapat (Reiteration)
Bagian ini berisi penguatan kembali atas pernyataan pendapat yang telah ditunjang oleh fakta-fakta dalam bagian argumentasi atau saran dan solusi dari penulis atas permasalahan yang sedang dibahas atau juga bisa berupa kesimpulan yang sifatnya menegaskan ulang pendapatnya.
Ciri-ciri Teks Editorial/Opini
Adapun ciri-ciri atau karakteristik dari teks editorial atau teks opini, sebagai berikut:
- Berisi fakta-fakta tentang peristiwa atau masalah aktual.
- Berisi tema yang selalu hangat dibicarakan secara luas oleh masyarakat
- Berisi opini redaksi tentang suatu peristiwa yang menjadi sorotan, baik berupa kritik, penilaian, harapan, maupun saran-saran.
- Terkandung sudut pandang subjektif redaksi media yang bersangkutan terhadap suatu permasalahan, misalnya berupa sikap pro, netral, ataupun kontra.
- Menarik untuk dibaca karena penggunaan kalimat yang singkat, jelas, dan padat.
- Bersifat sistematis dan logis.
- Tajuk rencana merupakan pendapat yang bersifat argumentatif.
Kaidah Kebahasaan Teks Editorial/Opini
Teks editorial juga memiliki kaidah kebahasaan atau ciri kebahasaan sendiri, diantaranya adverbia, konjungsi, verba material, verba relasional, dan verba mental. Penjelasan singkatnya sebagai berikut.
- Adverbia: atau disebut juga kata keterangan atau adverbia frekuentatif, yaitu adverbia yang menggambarkan makna berhubungan dengan tingkat kekerapan terjadinya sesuatu yang diterangkan adverbia itu. Contoh kata-kata yang digunakan, seperti kata selalu, biasanya, sering, kadang-kadang, dan lain sebagainya.
- Konjungsi: merupakan kata penghubung yang ada pada teks editorial/opini. Konjungsi yang biasanya ditemukan adalah konjungsi antarkalimat, seperti kata bahkan, sesungguhnya, dan malahan.
- Verba material: adalah verba yang menunjukkan perbuatan fisik atau peristiwa. Contohnya menulis, membaca, menghapus.
- Verba relasional: adalah kata kerja yang menunjukkan hubungan intensitas (pengertian B adalah C), dan milik (mengandung pengertian B mempunyai C).
- Verba mental: merupakan verba yang menunjukkan persepsi (contohnya melihat, merasa) kasih sayang (contohnya senang, khawatir), dan kognisi (contohnya berpikir, mengerti). Pada verba mental masih ada patisipan pengindra (senser) dan fenomena.
Contoh Singkat Teks Editorial beserta Strukturnya
Kemiskinan Masyarakat Menyebabkan Kesimpangan
Pernyataan Pendapat (Thesis)
Permasalahan kemiskinan sudah menjadi hai biasa yang tadi di negeri ini. Bahkan sejak jaman dahulu Indonesia tidak pernah terlepas dari kemiskinan. Dari kemiskinan atau perbedaan ekonomi tersebutlah tercipta kesimpangan masyarakat dalam bersosial antara si kaya dan si miskin.
Argumentasi
Di zaman ini kemiskinan masih menjadi sesuatu yang menakutkan akan menimbulkan ketimpangan yang lebih tinggi. Alih-alih pada masa pemerintah jokowi kemiskinan memasuki angka penurunan, namun nyatanya masyarakat semakin menambah dalam hal daya beli.
Pemerintah seharusnya lebih peduli lagi akan permasalahan kemiskinan yang merajalela di indonesia. Dengan memberikan lapangan pekerjaan yang lebih banyak. Lalu menciptakan masyarakat Indonesia agar tidak malas bekerja.
Penegasan Ulang
Untuk mengurangi persoalan tentang kemiskinan dan kesimpangan yang terjadi harus diselesaikan dengan serius. Hal tersebut juga bisa dilakukan dengan mengubah mindset dan pola perilaku masyarakat agar lebih semangat dalam bekerja. Hal ini demi menciptakan kemakmuran dan kesempatan setiap orang untuk hidup bahagia di negeri ini.
Pentingnya Siswa Mengikuti Ekstrakulikuler Di Sekolah
Pernyataan Pendapat (Thesis)
Saat ini setiap sekolah memiliki kegiatan ekstrakurikuler yang cukup banyak. Kegiatan tersebut merupakan salah satu kegiatan yang bermanfaat untuk mengembangkan kreativitas atau hobi yang dimiliki setiap siswa. Ada banyak kategori dalam ekstrakurikuler tersebut misalnya olahraga, bahasa asing, kesenian, teknologi dan lainnya.
Namun, masih saja terdapat beberapa murid yang malas mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tersebut. Hal tersebut karena para siswa dan siswi tidaklebih dalam dari manfaatnya bisa didapatkan ketika mengikuti kegiatan ekstrakurikuler.
Argumentasi
Agar siswa mau mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, maka guru harus memberikan masukan atau nasehat untuk siswa yang malas. Caranya dengan melakukan tes perkenalan bakat dan minat setiap siswa, sehingga bisa dikembangkan melalui setiap kategori ekstrakurikuler.
Penegasan Ulang
Setiap murid sekolah harus paham dan sadar akan manfaat yang bisa didapatkan dari kegiatan ekstrakurikuler tersebut. Ekstrakulikuler bukan hanya untuk bergaul dan bersosialisasi dengan banyak orang saja, melainkan untuk mendapatkan prestasi di bidang non-akademis.
Jenis-Jenis Teks Editorial
Ada tiga jenis editorial yang kalian perlu tahu, di antaranya yaitu:
- Interpretative editorial: mempunyai misi utama untuk menjelaskan isu atau topik dengan memberikan fakta-fakta dan figur untuk memberikan pengetahuan.
- Controversial editorial: dibuat untuk meyakinkan pembaca pada kepercayaan atau keinginan pada suatu isu atau topik. Biasanya editorial jenis ini, pendapat yang berbeda atau berlawanan akan digambarkan lebih buruk.
- Explanatory editorial: yang menyajikan masalah untuk dinilai para pembaca. Tujuan teks ini adalah untuk mengidentifikasi masalah, dan membuka mata masyarakat untuk lebih memperhatikan suatu isu atau topik.
Tujuan, Manfaat, & Fungsi Teks Editorial
Tujuan Teks Editorial/Tajuk Rencana/Opini
- Untuk mengajak para pembaca turut berpikir dalam masalah yang sedang hangat diperbincangkan pada lingkungan masyarakat.
- Untuk memberikan pandangan kepada pembaca terhadap isu/masalah yang sedang berkembang.
Manfaat Tajuk Rencana/Editorial/Opini
Memberikan informasi kepada para pembaca, untuk merangsang pemikiran dan terkadang juga mampu menggerakkan pembaca untuk segera bertindak.
Fungsi Teks Opini/Editorial/Tajuk Rencana
- Meneruskan evaluasi moral mengenai berita tersebut.
- Fungsi tajuk rencana umumnya menjelaskan berita & akibatnya dalam masyarakat.
- Mengisi latar belakang dari kaitan berita tersebut dengan fenomena sosial dan faktor yang mempengaruhi dengan lebih menyeluruh.
- Terkadang terdapat analisis kondisi yang berfungsi untuk mempersiapkan masyarakat akan kemungkinan yang bisa terjadi.
Langkah-langkah Menulis Editorial
1. Memilih (selecting)
Pada langkah pertama, pilihlah informasi/isu-isu yang hendak diangkat. Perlu pertimbangan tersendiri untuk memilih berita apa yang hendak diangkat. Perbedaan pertimbangan inilah yang membedakan pengangkatan isu setiap media berbeda-beda.
2. Mengumpulkan (collecting)
Tahap selanjutnya, kumpulkan pendukung yang akan memperkuat opini yang hendak disampaikan. Pendukung berupa fakta-fakta seputar topik yang diangkat, ini akan memberi nilai objektivitas dalam penulisan daripada sekadar opini belaka.
3. Mengaitkan (connecting)
Langkah ketiga adalah mengaitkan atau menghubungkan. Sebelum menyusun draf editorial, rembukkan dulu dengan anggota redaksi. Isi editorias yang disampaikan harus jelas dan menyampaikan detail-detail yang akurat, juga dilengkapi dengan contoh-contoh pendukung.
4. Memperbaiki (correcting)
Langkah terakhir, lakukan pemeriksaan secara menyeluruh terhadap hasil tulisan tersebut. Editorial harus jelas dan bertenaga, tetapi jangan sampai menyerang pihak lain. Dan upayakan pula untuk tidak terlalu mengajari. Susunan paragrafnya lebih baik singkat dan lugas.
Pengertian teks editorial atau opini adalah suatu paragraf yang isinya pendapat atau pikiran seseorang tentang suatu masalah aktual. Pendapat yang disampaikan bisa berupa saran, kritik, tanggapan, harapan ataupun ajakan.
Cukup sekian dulu ya sobat pembahasan tentang Cerita Hikayat (Pengertian, Jenis, Struktur, dan Ciri-ciri Kebahasaannya). SevenNesia pamit dulu. Semoga semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda. Sekian dan terimakasih.
Referensi :
https://www.dosenpendidikan.co.id/teks-editorial/
Thank you for visiting our site. We were delighted to have you come to this site. I hope you enjoy this site and feel happy everytime. Don't forget to visit this site next time..
Leave a Reply