PANTUN (Pengertian, Struktur, Kaidah, Ciri, Jenis dan Contoh Pantun)

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh😊

Bismillahirrahmanirrahim

Taukah sobat apa itu pantun? Pernahkan sobat mendengar sebuah pantun atau membaca teks pantun? Pada kesempatan kali ini SevenNesia akan membahas tentang Pantun dari mulai Pengertian, Struktur, Kaidah, Ciri, Jenis dan Contoh Pantun.

Salah satu jenis puisi lama yang sangat terkenal di Indonesia adalah Pantun. Tahukah kamu Apa yang dimaksud dengan teks pantun?

Pengertian pantun menurut Supriyadi (2006:47) merupakan salah satu karya klasik yang berkembang sebelum masuknya pengaruh barat ke Indonesia. Dalam masyarakat melayu, pantun digunakan untuk menyatakan perasaan cinta atau benci, nasehat atau pendidikan, dakwah agama, bisnis atau perdagangan, hiburan, propaganda dan lain-lain.

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai materi teks pantun. Marilah kita sama-sama mempelajari secara detail.

Baca artikel terkait : Pengertian Syair beserta Ciri-ciri dan Contoh Syair

PANTUN (Pengertian, Struktur, Kaidah, Ciri, Jenis dan Contoh Pantun)

Pengertian Teks Pantun

Dalam hal ini kami akan memberikan definisi pantun secara umum maupun pengertian pantun menurut para ahli.

Pengertian Pantun Secara Umum

Teks pantun adalah salah satu jenis puisi lama yang berasal dari bahasa Melayu yang dipopulerkan di Indonesia. Terdiri atas empat larik (baris), larik pertama dan kedua sebagai sampiran, larik ketiga dan keempat sebagai isi, bersajak a-b-a-b.

Di Indonesia penyebutan pantun berbeda-beda, misalnya:

  • Dalam bahasa Jawa dikenal sebagai parikan
  • Dalam bahasa Sunda dikenal sebagai paparikan
  • Dalam bahasa Batak dikenal sebagai umpasa (dibaca:uppasa)
  • Pada daerah Tapanuli disebut ende-ende
  • Pada daerah Banyuwangi disebut gandrung, dan
  • Di Surabaya disebut dengan ludruk.

Pengertian Pantun Menurut Para Ahli

Sugiarto (2010:14) mengatakan pantun merupakan salah satu karya sastra Melayu yang hingga sekarang masih dikembangkan. Kata pantun mempunyai arti ucapan yang teratur dan pengarahan yang mendidik. Adapun dalam pantun, perasaan dan pikiran itu dituangkan dalam tiga hal, yakni baris, irama, bunyi, dan isi.

Suseno (2008:43) menyatakan bahwa teks pantun adalah salah satu jenis puisi lama yang memiliki sampiran dan isi dan bersajak a-b-a-b.

Menurut Branstetter dalam (Suseno, 2008:43) menyatakan bahwa pantun berasal dari kata Tun yang artinya teratur. Dalam bahasa Melayu kata Tun dapat diartikan sebagai arah, bimbingan, dan pelihara, sepeti kata tunjuk dan tuntun.

Soetarno (2008:19) berpendapat bahwa pantun adalah bentuk puisi yang terdiri atas empat larik yang bersajak a-b-a-b dan tiap larik (baris) terdiri dari sampiran pada baris pertama dan isi pada baris kedua.

Jenis-Jenis/Macam-macam Teks Pantun

Berdasarkan isinya, menurut Widya (2009: 6-13) pantun dapat dikelompokkan menjadi lima jenis. Berikut kami bagikan jenis-jenis pantun beserta contohnya.

1. Pantun anak-anak

Pantun anak-anak berisi tentang dunia anak-anak. Pada umumnya pantun ini digunakan pada saat bermain ataupun bersenda gurau. Berdasarkan isinya pantun anak-anak dapat dibedakan menjadi dua yaitu:

a) Pantun bersuka cita: berisi ungkapan yang menyatakan perasaan kegembiraan yang dapat terjadi dalam semua kejadian dan perisitwa. Misalnya, kegembiraan mendapatkan barang baru. Contoh pantunnya:

Ramai orang bersorak-sorak,
menepuk gendang dengan reban.
Alang besarnya hati awak,
mendapat baju dengan celana.

b) Pantun berduka cita: berisi ungkapan yang menyatakan perasaan sedih. Misalnya, saat ditinggal orang tua. Contoh pantunnya:

Kelapa muda makan di sawah,
tuan haji duduk sembahyang.
Ketika bermuka dengan ayah,
Bunda tiri berupa sayang.

2. Pantun remaja atau dewasa

Pantun remaja atau dewasa menggambarkan kehidupan orang remaja dan dewasa. Tema pantun ini biasanya mengenai cinta dan perjuangan hidup. Pantun ini dibedakan atas lima. Penjelasannya sebagai berkut:

a) Pantun dagang atau nasib: ditulis orang untuk mengenang nasibnya. Bisa dengan mengungkapkan perasaan sedih, tertekan, merana karena harus jauh dari kampung halaman. Contoh pantunnya:

Tudung saji hanyut terapung,
hanyut terapung di air sungai.
Niat hati hendak pulang kampung,
apa daya tangan tak sampai.

b) Pantun perkenalan: berisi ungkapan untuk mengenal seseorang atau berisi ungkapan perasaan hati atau pujaan terhadap orang yang ingin diajak berkenalan. Contoh pantunnya:

Dari mana hendak kemana,
Manggis dipetik dengan pisau.
Kalau boleh kami bertanya,
Gadis cantik siapa namamu.

c) Pantun berkasih-kasihan: berisi ungkapan yang ditujukan pada seseorang yang dicintai. Biasanya pantun ini isinya curahan hati, perasaan senang, perasaan rindu, pujian dan sanjungan. Contoh pantunnnya:

Jalan lurus menuju Tuhan,
terus pergi mengangkat peti.
Badan kurus bukan tak makan,
kurus memikir si jantung hati.

d) Pantun perceraian atau perpisahan: berisi ucapan perpisahan atau perceraian. Pantun ini dibacakan karena ada niat untuk berpisah atau putus hubungan. Contoh pantunnya:

Jaga tugu di tengah jalan,
Menjual ikan mendapat kerang.
Tega nian aku kau tinggalkan,
Hidup di dunia hanya seorang.

e) Pantun beriba hati: menyatakan perasaan sedih saat ditinggal atau ditolak pasangan. Berisi kekecewaan, penyesalan, atau mengancam. Contoh pantunnya:

Jika tuan menutuh jati,
Biar serpih tumbang jangan.
Jika tuan mencari hati,
Biar lebih kurang jangan.

3. Pantun orang tua

Pada umumnya pantun jenis ini berhubungan dengan pelbagai nasihat. Berdasarkan pengalaman-pengalaman inilah tercurah berupa nasihat-nasihat dalam puisi yang berbentuk pantun yaitu:

a) Pantun nasihat: merupakan rangkaian kata-kata yang mempunyai makna untuk mengarahkan atau menegur seseorang untuk menjadi pribadi lebih baik. Contoh pantunnya:

Memetik paku dekat selokan,
Buah kapuk matang muda.
Rajin-rajinlah bersekolah,
Jadi bekal ketika tua.

b) Pantun adat: menggunakan gaya bahasa bernuansa kedaerahaan dan sangat kental akan unsur adat kebudayaan tanah air. Contoh pantunnya:

Menanam kelapa di Pulau Bukum,
Tinggi sedepa sudah berbuah.
Adat bermula dengan hukum,
Hukum bersandar di Kitabullah.

c) Pantun agama: mengandung kata-kata nasihat atau petuah yang memiliki makna yang sangat dalam sebagai sebuah pedoman dalam menjalani hidup, berisi kata-kata agar mendorong seseorang untuk tidak melanggar aturan-aturan agama. Contoh pantunnya:

Saya pergi beli tembaga,
Saya pakai untuk merekatkan parang.
Apabila ingin masuk surga,
Sering-sering mengaji dan sembahyang.

d) Pantun budi: berisi pengajaran untuk berbuat baik pada semua manusia. Contoh pantunnya:

Pisang emas bawa berlayar,
Masak sebiji di atas peti.
Hutang emas boleh dibayar,
Hutang budi di bawa mati.

e) Pantun kepahlawanan: digunakan untuk memberi semangat seseorang dalam melakukan sesuatu hal atau menunjukkan jasa para pahlawan. Contoh pantunnya:

Ibu Tani membawa nampan,
nampan dibawa diisi roti.
Ayo kawan ingat pahlawan,
jasa mereka sungguh berarti.

4. Pantun Teka-Teki

Pantun ini berisi pertanyaan yang dijawab. Pantun ini biasa digunakan anak-anak untuk bermain tebak-tebakan. Contoh pantunnya:

Kalau Tuan bawa keladi,
bawakan juga si pucuk rebung.
Kalau Tuan bijak bestari,
Hewan apa tanduk di hidung?

5. Pantun Jenaka

Pantun jenaka digunakan untuk menghibur hati, bersenang-senang, dan membuat orang lain tertawa.
Contoh pantunnya:

Di sini kosong di sana kosong,
tak ada batang pohon tembakau.
Bukannya saya berkata bohong,
ada katak memikul kerbau.

Sedangkan menurut Effendy jenis-jenis pantun adalah sebagai berikut.

1. Pantun anak-anak

  • Teks pantun suka cita
  • Teks pantun duka cita
  • Teks pantun jenaka
  • Teks pantun teka-teki

2. Pantun orang muda

  • Teks pantun berkenalan
  • Teks pantun nasib
  • Teks pantun romantic
  • Teks pantun perpisahan atau perceraian
  • Teks pantun nasehat atau amanat.

3. Pantun Orang tua

  • Teks pantun agama atau religi
  • Teks pantun nasehat atau amanat
  • Teks pantun nasib
  • Teks pantun adat dan budaya

Berdasarkan bentuknya, pantun dibedakan menjadi empat jenis, yaitu:

  1. Pantun biasa
  2. Pantun karmina atau pantun kilat
  3. Talibun
  4. Pantun berkait

Baca juga: Pengertian, Ciri-Ciri, dan Jenis-Jenis Seloka beserta Contohnya

Struktur Teks Pantun

Struktur Teks Pantun

Sebutkan struktur teks pantun? Adapun strukturnya terdiri atas empat larik/baris dan bersajak akhir a-b-a-b, memiliki sampiran dan isi.

  1. Sampiran: biasanya berupa suasana/sketsa alat (mencirikan masyarakat pendukungnya) berfungsi sebagai pengantar (paling tidak menyiapkan rima/sajak dan irama dua baris terakhir) untuk mempermudah pemahaman isi pantun. Terletak pada dua baris pertama.
  2. Isi: terletak pada dua baris terakhir dan merupakan tujuan dari pantun tersebut.

Ciri-ciri Teks Pantun

Kalian harus mengetahui ciri-ciri teks pantun.

1. Teks Pantun 4 baris

Ciri-ciri pantun 4 baris adlah sebagai berikut.

  • Satu bait terdiri atas 4 baris/larik
  • Dua baris pertama sebagai sampiran
  • Dua baris terakhir sebagai isi
  • Satu baris/larik terdiri dari 4 – 6 kata
  • Satu bait terdiri dari 8 – 12 suku kata
  • Memiliki sajak a-a-a-a atau a-b-a-b.

2. Teks Pantun 2 baris atau Pantun Karmina

Ciri-ciri pantun 2 baris atau disebut pantun karmina adalah sebagai berikut.

  • Satu bait terdiri atas 2 baris/larik
  • Setiap baris/larik terdiri dari 4 – 6 kata
  • Jumlah suku kata setiap baris terdiri dari 8 – 12 suku kata
  • Pola sajaknya a-a
  • Baris pertama sebagai sampiran
  • Baris kedua sebagai isi.

Kaidah Kebahasaan Teks Pantun

Struktur bahasa dalam sebuah pantun disebut dengan struktur fisik, dimana meliputi bahasa kiasan, diksi, imaji dan bunyi yang terdiri dari rima atau irama. Penjelasan kaidah kebahasaan teks pantun sebagai berikut.

  1. Bahasa kiasan: bahasa yang digunakan oleh para pencipta pantun umumnya ditujukan secara tidak langsung dan biasanya menggunakan ungkapan atau pribahasa.
  2. Diksi: pemilihan kata yang tepat pada setiap penggunaannya untuk teks pantun. Biasanya penggunaannya menggambarkan gagasan sehingga akan diperoleh efek tertentu seperti yang pembuat inginkan.
  3. Imaji: disebut juga citraan dihasilkan dari diksi dan juga bahasa kiasan dalam pantun saat pembuaatan teks pantun. Imaji mengungkapkan gambaran yang diciptakan oleh orang yang membacakan pantun.
  4. Bunyi (rima atau irama): rima adalah pengulangan bunyi dalam pantun, sedangkan irama adalah turun naikknya suara secara teratur.

Baca artikel terkait : Materi Teks Puisi

Oke, sekian dulu ya untuk artikel kali ini tentang PANTUN (Pengertian, Struktur, Kaidah, Ciri, Jenis dan Contoh Pantun). Semoga bermanfaat bagi Anda. Terima kasih atas kunjungannya, dan semoga lain kali dapat berkunjung ke website ini lagi 🙂

Referensi:
lib.unnes.ac.id/22186/1/2101411010-s.pdf
eprints.uny.ac.id/44807/1/SKRIPSI%20ARIEF%20%20KURNIATAMA.pdf
http://www.pandaibelajar.com/2017/07/teks-pantun-lengkap.html
http://referensisiswa.blogspot.com/2017/01/teks-pantun-pengertian-struktur-isi.html
https://agroteknologi.web.id/sains/pengertian-teks-pantun/

Thank you for visiting our site. We were delighted to have you come to this site. I hope you enjoy this site and feel happy everytime. Don't forget to visit this site next time..

4 Trackbacks / Pingbacks

  1. SELOKA (Pengertian, Ciri-ciri, Jenis, Fungsi, dan Contohnya) – Materi Bhs Indon
  2. Pengertian Majas; Macam macam Majas Lengkap Beserta Contohnya - SevenNesia
  3. Puisi Rakyat (Pengertian, Ciri, Jenis dan Contohnya) - SevenNesia
  4. Puisi (Pengertian Jenis, Unsur, Ciri, Struktur dan Kaidah Puisi) - SevenNesia

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*