WACANA (Pengertian, Ciri, Jenis dan Contohnya)

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh😊

Bismillahirrahmanirrahim

Apakah sobat pernah mendengar kata wacana? Apa sih pengertian wacana itu? Bagaimana ciri-ciri wacana? Apa saja jenis-jenisnya? Dan berikan contoh wacana?

Secara etimologis istilah “wacana” berasal dari bahasa Sansekerta wac/wak/vak, yang bermakna “ucapan atau tuturan“. Kata tersebut kemudian mengalami perubahan atau perkembangan menjadi wacana.

Bentuk ana yang muncul di belakang adalah suatu akhiran, yang berfungsi membedakan. Jadi, kata wacana dapat diartikan seperti yang kita sebutkan sebelumnya “perkataan” atau “tuturan“.

Wacana dalam bahasa Inggris discourse dan dalam bahasa Prancis le discours. Sedangkan dalam bahasa Yunani discursus yang bermakna “berlari ke sana ke mari” (Sudaryat, 2009:110).

Berikut ini pengertian wacana, jenis-jenis, ciri-ciri dan contohnya.

Baca juga: Karya Tulis Ilmiah (Pengertian, Tujuan, Jenis, Ciri, Struktur)

a. Pengertian Wacana Menurut Para Ahli

Alwi

Menurut Alwi (2003:41) wacana adalah rentetan kalimat yang bertautan sehingga terbentuklah makna yang serasi di antara kalimat-kalimat itu.

Kridalaksana dalam Zaimar dan Harahap (2009:11)

Wacana adalah satuan bahasa terlengkap, dalam hierarki gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi atau terbesar. Wacana ini direalisasikan dalam bentuk karangan yang utuh (novel, buku, dsb), paragraf atau kata yang membawa amanat yang lengkap.

Dictionnaire de Linguistique (1973:156)

Wacana atau le discours diartikan sebagai kesatuan yang tatarannya lebih tinggi atau sama dengan kalimat, terdiri atas rangkaian yang membentuk pesan, memiliki awal dan akhir.

Carlson dalam Tarigan (2009:22)

Menurut Carlson, wacana merupakan rentangan ujaran yang berkesinambungan.

Samsuri dalam Moeliono (2007)

Menurut Samsuri, wacana adalah rekaman kebahasaan yang utuh tentang peristiwa komunikasi.

b. Ciri-ciri Wacana

Menurut Maingueneau (1998:38-41) terdapat 8 (delapan) ciri-ciri penting wacana, yaitu:

  1. Wacana dapat dipahami sebagai sebuah satuan bahasa tertinggi dan berada pada tingkatan di atas kalimat.
  2. Wacana merupakan satuan bahasa yang terarah.
  3. Wacana melibatkan topik tunggal karena ia merupakan sebuah urutan yang linier atau urutan yang lurus.
  4. Wacana merupakan salah satu bentuk tindakan, yaitu tindakan komunikasi.
  5. Wacana adalah interaktif, disebut interaktif karena melibatkan dua pihak.
  6. Wacana bersifat kontekstual. Sebuah ujaran yang sama namun memiliki konteks yang berbeda akan menghasilkan dua wacana yang berbeda.
  7. Wacana didukung oleh subjek, hal ini berati bahwa wacana selalu berkaitan dengan subjek.
  8. Sebuah wacana berkaitan dengan wacana lainnya, sehingga wacana merupakan bagian dari interdiskursus. Interdiskursus merupakan fungsi reintegratif, yaitu bergabungnya diskursus-diskursus yang ada.

c. Jenis-jenis Wacana

Wacana dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa sudut pandang, antara lain sebagai berikut.

1. Jenis Wacana Berdasarkan Saluran Komunikasi / Media penyampainnya

1.1 Wacana Tulis

Wacana tulis atau written discourse adalah wacana yang disampaikan secara tertulis, melalui media tulis untuk menerima, memahami, atau menikmatinya maka penerima harus membacanya.

Wacana tulis terkadang dikaitkan dengan written text yang mengimplikasikan non-interactive monologue atau monolog yang tidak interaktif, yaitu monolog yang tidak saling memengaruhi.

Hal ini dikarenakan monolog (bicara sendiri) bersifat satu arah.

Contoh wacana tulis dapat dijumpai dengan mudah dalam kehidupan sehari-hari, misalnya dalam koran, majalah, buku, dan lain-lain.

Wacana tulis berupa wacana tidak langsung, wacana penuturan, wacana prosa, serta wacana puisi dan sebagainya.

Kontek yang ditandai dengan kalimat lain sebelum atau sesudahnya, disebut dengan ko-teks.

Contohnya:

Surat Bapak tertanggal 30 Juli 2018 telah kami terima. Untuk itu, kami ucapkan terimakasih atas perhatian Bapak kepada perusahaan kami.

Kalimat yang digarisbawahi menjadi ko-teks atas kalimat yang dituliskan selanjutnya.

1.2 Wacana Lisan

Wacana lisan atau spoken discourse adalah wacana yang disampaikan secara lisan, melalui media lisan untuk menerima, memahami atau menikmatinya, maka penerima harus menyimak atau mendengarkannya.

Dengan kata lain, penerima adalah penyimak. Wacana ini dikatikan dengan interactive discourse atau wacana interaktif. Wacana lisan bersifat produktif dalam sastra lisan di tanah air, dalam siaran televisi, radio, khotbah, ceramah, pidato, dan sebagainya.

Di dalam wacana lisan terjadi komunikasi secara langsung antara pembicara dengan pendengar.

Contohnya:

Dhea: “Yanti, ke mana?”
Yanti: “Biasa.”

Pada wacana diatas Dhea dapat mengetahui bahwa Yanti akan pergi, misalnya pergi ke warung membeli roti, karena pada saat sepeti ini kebiasaan Dhea memakan roti di warung.

2. Jenis Wacana Berdasarkan Langsung atau Tidaknya Pengungkapan

2.1 Wacana Langsung

Wacana langsung atau direct discourse adalah kutipan wacana yang sebenarnya dibatasi oleh intonasi atau pungtuasi.

Contoh: Salim berkata, “Saya akan datang.”

2.2 Wacana tidak Langsung

Wacana tidak langsung atau indirect discourse adalah pengungkapan kembali wacana tanpa mengutip harfiah kata-kata yang dipakai oleh pembicara dengan mempergunakan kontruksi gramatikal atau kata tertentu, antara lain dengan klausa subordinatif, kata, bahwa, dan sebagainya.

Contoh: Salim berkata bahwa ia akan datang.

3. Jenis Wacana Berdasarkan Cara Menuturkannya

3.1 Wacana Pembeberan

Wacana pembeberan atau explository discourse adalah wacana yang tidak mementingkan waktu dan penutur, berorientasi pada pokok pembicaraan, dan bagian lainnya diikat secara logis.

Contoh:

“Ibu Astuti itu memang dosen yang perlu diteladani. Hingga pertemuan ke-4 beliau tidak pernah absen sama sekali. Masuk kelaspun sangat tepat waktu, dengan penampilan yang sederhana dan alakadarnya, ia mampu menyihir perhatian mahasiswanya. Selain itu bahasa yang digunakan sangat komunikatif sehingga penjelasannya mudah dipahami. Wajar saja dosen berprestasi seperti beliau mengajar di kelas berprestasi seperti VI.E ini.”

Baca juga: Tajuk Rencana (Pengertian, Fungsi, Ciri, Struktur & Kaidah)

3.2 Wacana Penuturan

Wacana penuturan atau narrative discourse adalah wacana yang mementingkan urutan waktu, dituturkan oleh pesona pertama atau ketiga dalam waktu tertentu, berorientasi pada pelaku dan seluruh bagiannya diikat oleh kronologi.

Contoh:

“Pada pukul 06.00 WIB, Sutanto bangun tidur. Dengan meninggalkan sholat subu ia segera smsan dengan pacarnya. Setelah satu jam sibuk berpacaran melalui sms, iapun segera mandi dan sarapan. Pukul 06.30 WIB ia siap bermakeup, setelah usai bermake up ia berangkat ke kampus, ia sampai kampus pukul 07.30 WIB. Sesampainya di kampus ternyata tak ada satu orangpun yang kuliah. Ternyata hari itu merupakan tanggal merah, akhirnya Sutanto pergi ke rumah pacarnya.”

4. Jenis Wacana Berdasarkan Bentuknya

  • 4.1 Wacana Prosa adalah wacana yang disampaikan atau ditulis dalam bentuk prosa. Wacana prosa berbentuk baik tulisan ataupun lisan. Contohnya novel, cerpen, hikayat, roman, cerita rakyat, dll.
  • 4.2 Wacana puisi adalah wacana yang dituturkan dalam bentuk pusisi. Wacana puisi dapat berbentuk tulis atau lisan. Bahasa dan isinya berorientasi pada keindahan. Contohnya puisi nasihat, puisi jenaka, lagu, tembang, dll.
  • 4.3 Wacana drama adalah wacana yang disampaikan dalam bentuk drama. Biasanya, berbentuk percakapan atau dialog. Oleh sebab itu, dalam wacana harus ada pembicara dan yang di ajak bicara.

5. Jenis Wacana Berdasarkan Fungsi Bahasa

  • 5.1 Wacana ekspresif adalah wacana yang bersumber pada gagasan penutur atau penulis sarana ekspresi, seperti wacana pidato.
  • 5.2 Wacana fatis adalah wacana bersumber pada saluran untuk memperlancar komunikasi, seperti wacana perkenalan dalam pesta.
  • 5.3 Wacana informasional adalah wacana bersumber pada pesan atau informasi, seperti wacana berita dalam media massa.
  • 5.4 Wacana estetik adalah wacana bersumber pada pesan dengan tekanan keindahan pesan, seperti wacana puisi dan lagu.
  • 5.5 Wacana direktif adalah wacana yang diarahkan pada tindakan atau reaksi dari mitra tutur atau pembaca, seperti wacana khotbah.

6. Jenis Wacana Berdasarkan Tanggapan Mitra Tutur

6.1 Wacana Transaksional

Wacana ini bercirikan adanya pemenuhan oleh mitra tutur atas harapan atau keinginan penutur, seperti dalam perintah atau permohonan.

Contoh:

Dosen: Kumpulkan PR ini minggu depan ya.
Mahasiswa: Baik, pak.

6.2 Wacana Interaksional

Wacana ini bercirikan adanya tanggapan timbal balik dari penutur dan mitra tutur, seperti dalam jual beli.

Contoh:

Penumpang: Pasar, berapa, Bang?
Tukang becak: Lima ribu.
Penumpang: Wah, mahal amat, Bang. Tiga ribu, biasa.
Tukang becak: Kan jauh dari sini, Mbak.

7. Jenis Wacana Berdasarkan Pemaparan

  • 7.1 Wacana naratif dicirikan oleh adanya alur, peristiwa, dan tokoh, seperti pada narasi faktual (misalnya berita) dan narasi fiktif (misalnya cerpen).
  • 7.2 Wacana deskriptif dicirikan oleh adanya suatu hal, seperti pada profil. Wacana ini diartikan sebagai wacana yang mengaitkan kesan seseorang melalui uraian atau lukisan tertentu.
  • 7.3 Wacana ekspositoris dicirikan oleh kuatnya paparan informasi, seperti pada karangan khas (feature).
  • 7.4 Wacana argumentatif dicirikan oleh kuatnya argumentasi karena didukung oleh ekplorasi bukti dan prosedur metodologis, seperti pada tesis dan disertasi.
  • 7.5 Wacana persuasif dicirikan oleh menonjolnya rangsangan dan bujukan dari penutur atau penulis agar mitra tutur atau pembaca mengikuti apa yang diharapkan penutur atau penulis, seperti pada iklan.
  • 7.6 Wacana hortatoris dicirikan oleh kuatnya amanat yang dikandung dalam bahasa, seperti pada khotbah keagamaan.
  • 7.7 Wacana prosedural dicirikan oleh menonjolnya proses, langkah, atau tahap, seperti pada buku petunjuk penggunaan alat.

8. Jenis Wacana Berdasarkan Peserta Komunikasi

8.1 Wacana Monolog

Wacana monolog adalah wacana yang berisi penyampaian gagasan dari satu pihak kepada pihak lain tanpa adanya pergantian peran antara pembicara dan pendengar atau penyampai dan penerima.

Wacana monolog dicirikan oleh adanya satu orang yang terlibat dalam peristiwa komunikasi.

Contoh wacana monolog ini adalah pidato, ceramah, atau khotbah yang tidak memberi kesempatan pada pendengar atau penerima pesan untuk menanggapi dan memberi komentar terhadap penyampaian pesan tersebut.

8.2 Wacana Dialog

Wacana dialog adalah wacana yang dibentuk oleh adanya dua orang pemeran serta dalam komunikasi.

Wacana dialog dicirikan oleh adanya dua orang yang terlibat dalam peristiwa komunikasi, seperti dalam komunikasi melalui telepon dan surat-menyurat.

8.3 Wacana Polilog

Wacana polilog adalah wacana yang dibentuk oleh komunkasi yang dilakukan lebih dari dua orang. Wacana ini melibatkan banyak peserta komunikasi, seperti dalam rapat dan konferensi.

9. Jenis Wacana Berdasarkan Sifatnya atau Acuannya

  • 9.1 Wacana fiksi berorientasi pada imajinasi, biasanya tampilan bahasanya mengandung keindahan/estetika.Terkadang wacana fiksi bersifat atau kenyataan, namun gaya penyampaiannya indah.
  • 9.2 Wacana nonfiksi adalah wacana yang diolah dari hasil pola pikir manusia yang melibatkan data dan informasi yang nyata dan kadang menggunakan kaidah-kaidah penulisan yang baku. Contohnya wacana nonfiksi yaitu opini, artikel, essay, dan laporan penelitian.

10. Jenis Wacana Berdasarkan Isi

  • 10.1 Wacana politik pada bidang politik terdapat istilah dan jorgan politik yang mempunyai makna yang lebih dimengerti oleh orang-orang itu sendiri.
  • 10.2 Wacana sosial sangat berkaitan erat dalam kehidupan bermasyarakat. Misalnya seperti persoalan makan, rumah, tanah, pangan, dan sebagainya merupakan jumlah kecil masalah sosial.
  • 10.3 Wacana ekonomi tentunya berkaitan dengan persoalan ekonomi. Dala, wacana ini, ada beberapa register yang hanya dikenal dalam dunia bisnis dan ekonomi. Ungkapan seperti persaiangan pasar, biasa produksi tinggi, langkanya sembako, dan sejenisnya merupakan contoh-contoh register ekonomi.
  • 10.4 Wacana budaya berkaitan erat dengan kreativitas kebudayaan. Wilayah wacana budaya terkait dengan wilayah kebiasaan atau tradisi, adat, sikap hidup, dan hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Wilayah-wilayah itu kemudian menghasilkan bentuk-bentuk kebahasaan, yang isinya kemudian disebut wacana budaya.
  • 10.5 Wacana militer hingga saat ini hanya dipakan dan berkembang pada bidang militer.
  • 10.6 Wacana hukum dan kriminalitas menjadi persoalan bisa dipisahkan, namun keduanya bagaikan dua sisi mata uang, berbeda tetapi menjadi satu kesatuan.
  • 10.7 Wacana olahraga dan kesehatan berkaitan dengan masalah olahraga dan kesehatan. Masalah berkaitan dengan kesehatan seperti dalam kalimat “Sempat joging 10 menit, di diagnosis jantung ringan”. Istilah joging adalah aktivitas olahraga rinngat yang berkaitan dengan kesehatan.

11. Jenis Wacana Berdasarkan Eksistensi Wacana

11.1 Wacana Verbal

Wacana ini dapat diidentikkan dengan kelengkapan struktur bahasa. Struktur bahasa ynag dimaksud adalah bagaimana menggunakan fonem, mofem, frasa, dan kalimat dalam berbahasa, baik menyangkut bahasa tertulis maupun lisan.

11.2 Wacana Non-Verbal

Wacana nonverbal adalah wacana yang terdiri dari unsur-unsur non kebahasaan. Unsur-unsur tersebut sering juga disebut bahasa tubuh (body language).

Disebut bahasa tubuh karena penutur berkomunikasi dengan mitra tuturnya dengan memaikan anggoa tubuh.

Baca juga: RESENSI (Pengertian, Jenis, Struktur, Tujuan)

Oke, sekian dulu ya untuk artikel kali ini tentang WACANA (Pengertian, Ciri, Jenis dan Contohnya). Semoga bermanfaat bagi Anda. Terima kasih atas kunjungannya, dan semoga lain kali dapat berkunjung ke website ini lagi

Referensi:
http://remajasampit.blogspot.com/2014/01/jenis-jenis-wacana.html
http://ernasusilowati365.blogspot.com/2015/06/wacana-lisan-dan-tulisan-monolog-dialog.html
digilib.unila.ac.id/6106/7/BAB%20II%20Tinjauan%20Pustaka.pdf
digilib.unila.ac.id/7456/16/BAB%20II.pdf
eprints.uny.ac.id/8341/3/BAB%202-06204241001.pdf
n12y3.lecture.ub.ac.id/files/2014/06/Wacana-1.pdf

Thank you for visiting our site. We were delighted to have you come to this site. I hope you enjoy this site and feel happy everytime. Don't forget to visit this site next time..

4 Trackbacks / Pingbacks

  1. INDEKS BUKU (Pengertian, Macam, Bagian & Contoh) – Materi Bhs Indon
  2. FRASA (Pengertian, Jenis, Ciri-ciri, dan Contohnya) - Materi Bhs Indon
  3. KLAUSA (Pengertian, Jenis, Ciri, dan Contoh Klausa) - Materi Bhs Indon
  4. Pengertian Konjungsi, Macam, Jenis-Jenis, dan Contohnya - SevenNesia

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*